Esposin, MAGETAN – Belasan ekor monyet berkeliaran bebas dan meneror kenyamanan warga di lingkungan Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kawanan monyet itu bahkan merusak atap rumah dan kerap menggondol jemuran warga.
Enam bulan terakhir warga Sidomukti sudah dibuat resah oleh ulah monyet liar yang turun gunung hingga ke pemukiman warga. Pasalnya, monyet itu kerap merusak atap rumah warga dan menggondol pakaian yang tengah dijemur.
Promosi 2,6 juta Pelaku UMKM Dapatkan Akses Pembiayaan KUR BRI di Sepanjang 2024
Meski tak sampai masuk ke dalam rumah, namun prilaku belasan monyet itu membuat masyarakat khawatir diserang dan membahayakan keselamatan. Selain itu, lahan pertanian warga juga tak luput diorak-arik belasan monyet liar itu.
“Monyet itu tiba-tiba masuk ke halaman rumah dan membawa kabur baju yang dijemur. Kadang-kadang berlarian diatas rumah, genting itu dirusak. Sampai sekarang belum berani masuk ke dapur atau menyerang warga,” ujar Saimah salah satu warga setempat, Kamis (5/9/2024).
Saimah memastikan, jumlah monyet ekor panjang yang kerap berkeliaran di sekitar permukiman warga di Dusun Kalitengah itu berjumlah sekitar 12 ekor. Monyet tersebut bahkan berani dan melawan ketika berusaha diusir oleh warga.
“Jumlah monyet yang masuk ke permukiman setiap harinya bisa mencapai 12 ekor lebih. Diusir berani, kami perempuan takut,” imbuhnya.
Kepala Dusun Kalitengah, Sukarni, mengugkapkan kawanan monyet liar yang meresahkan itu diduga berasal dari hutan di kawasan Gunung Lawu. Monyet tersebut diduga kekurangan makanan hingga turun ke permukiman pada waktu-waktu tertentu, terutama antara pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB.
“Saya tidak tahu pasti dari mana asal mereka, apakah dari Gunung Lawu atau tempat lain. Namun, mereka sudah berkembang biak di sini dan terus merusak tanaman warga,” ungkapnya.
Sukarni menambahkan, monyet itu mulai muncul sekitar enam bulan lalu. Sejak itu, kerap kali kawanan monyet itu merusak tanaman seperti bawang merah, rambutan, alpukat, pepaya, ketela, dan kacang-kacangan. Dirinya mengungkapkan, sebelumnya lingkungan tersebut pernah didatangi monyet, namun tidak lama kemudian hilang sendiri.
“Kami hanya bisa mengusir mereka sementara waktu, tapi itu tidak cukup. Kami resah dan merugi karena banyak tanaman yang rusak, meski demikian belum ada laporan tentang warga yang diserang belasan monyet itu,” tandasnya.