Esposin, UNGARAN – Dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah (Jateng), turut dirasakan warga sekitar. Bahkan, sebanyak 91 warga yang beraasal dari dua dusun di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, harus mengungsi akibat dampak kebakaran hutan itu, Sabtu (28/10/2023).
Informasi yang diterima Esposin, puluhan warga itu dievakuasi ke Balai Desa Batur, yang lokasinya relatif lebih aman dari asap kebakaran Gunung Merbabu. Hal itu dikarenakan banyak warga yang sudah mengalami sesak nafas dan gangguan pernafasan akibat asap kebakaran hutan itu.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyebut evakuasi dilakukan dengan memprioritaskan warga yang lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan anak-anak. Mereka diungsikan di Balai Desa Batur.
“[Di pengungsian] kita siapkan juga ada selimut, ada handuk, kemudian kita siapkan juga untuk MCK-nya, juga makanannya," terang Bupati Ngesti, Sabtu (28/10/2023) malam.
Untuk posko dapur umum, kata Ngesti, didirikan di Basecamp Batur Reaksi Cepat (BRC). Tim Tagana dan BPBD secara bersama-sama nantinya akan mengurus keperluan makanan di posko BRC.
“Ini kita gotong royong bersama-sama untuk melakukan evakuasi dan juga penanganan terhadap warga kita yang mengungsi,” jelas Bupati.
Saat ini masih ada beberapa warga masih bertahan di rumahnya. Oleh karena ada fasilitas air bersih yang rusak, Bupati memastikan kebutuhan pangan dan air bersih yang ada di Dusun Ngelelo, Dusun Gedong, dan Ngaduman terpenuhi.
“Kita juga siapkan, sementara satu hari kita siapkan 8-10 mobil tangki,” jelasnya.
400 Hektare
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di lereng Gunung Merbabu hingga kini belum bisa dipadamkan dan terus meluas. Hingga, Sabtu petang, total lahan yang terbakar disebut mencapai 400 hektare, yang terbagi di tiga wilayah yakni Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Magelang."Saat ini fokus tim gabungan dibantu relawan melakukan evakuasi para lansia, ibu hamil, anak-anak, dan balita. Kami juga mengirim bantuan air bersih," ujar Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Satyawan Pudyatmoko, di Posko Batur Reaksi Cepat, Desa Batur.