Esposin, SEMARANG -- Sudah empat hari, kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak kunjung padam. Hingga Senin (9/10/2023), api masih membakar tumpukan sampah di TPA tersebut.
Sejumlah warga pun mulai mengeluhkan dampak yang ditimbulkan dari asap kebakaran tersebut. Warga mengeluh sakit tenggorokan hingga pernapasan. TPA Jatibarang yang mengalami kebakaran sejak Jumat (6/10/2023) itu hingga Senin ini masih memunculkan kepulan asap meski sejumlah titik api telah dipadamkan.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Warga sekitar TPA Jatibarang, Kabul, 47, mengaku asap dari dampak terbakarnya TPA Jaribarang sudah empat hari menyelimuti Kelurahan Bambankerep. Kepulan asap putih itu sering muncul ketika dini hari hingga pagi hari.
“Sampai sekarang masih [ada asap]. Biasanya mulai tengah malem [asap muncul di perkampungan]. Nah pagi, sekitar jam [pukul] 08.00 WIB pas mulai ada angin itu biasanya mulai hilang aspanya,” kata Kabul saat ditemui Esposin di kediamanya, Senin (9/10/2023).
Meski muncul di waktu-waktu dini hari hingga menjelang pagi, Kabul mengaku asap tersebut cukup mengganggu aktivitas warga. Terutama bagi orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak.
“Karena bikin sesak, bikin susah tidur. Terus kan asapnya itu kan dari sampah, jadi agak sakit di sini [tenggorokan] kalau kehirup banyak-banyak,” akunya.
Senada, Yun Herlambang, 27, juga mengaku kesulitan untuk beristirahat ketika malam hari. Bahkan tak jarang tiba-tiba dadanya menjadi sesak karena tak sengaja keseringan menghirup asap dari sampah TPA Jatibarang tersebut.
“Tadi pas berangkat kerja pagi, asap juga masih ada. Terus dada kadang tiba-tiba nyeri,” ujar Yun.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro P Martanto, membenarkan bila dampak asap dari kebakaran TPA Jatibarang keempat kalinya ini lebih parah dibanding tiga kebakaran sebelumnya. Bahkan, kebakaran kali ini juga sempat mengganggu jadwal penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang.
“Penerbangan sempat ditutup satu jam pada Sabtu. Dan dampak persebaran asap, dari yang pertama dulu malah lebih parah ini. Dampaknya ini ke Kalipancur, Ngaliyan, Manyaran. Anginnya cenderung besar. Maka menggangu jarak pandang juga. Tapi itu tidak lebih dari satu jam [dampak asap yang menyelimuti perkampungan],” imbuh Endro.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat yang terdampak gangguan asap akibat kebakaran TPA Jatibarang, Jumat (6/10/2023). Pihaknya mengakui jika angin kencang membuat proses pemadaman menjadi lebih sulit, tetapi juga membuat asap kebakaran berhembus sampai ke permukiman warga di sekitar kawasan tersebut.
“Kami meminta maaf kepada masyarakat yang terkena dampak gangguan asap akibat kebakaran TPA Jatibarang. Berbagai upaya sedang kami lakukan untuk proses pemadaman,” kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang.