Harianjogja.com, WATES-Warga Gadingan, Wates berinisiatif mengundang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo untuk memberikan sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana kebakaran pada Selasa(17/5/2016). Pasalnya lokasi pemukiman yang padat penduduk dianggap beresiko memicu kebakaran akibat kelalaian manusia.
Ketua RW 8 Gadingan, Subardi mengatakan bahwa kegiatan tersebut digagas oleh para remaja di wilayah tersebut. Selain itu, menurutnya kegiatan ini bisa memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi warga dalam mnghadapi kegiatan kebakaran.”Supaya ketika warga tidak gugup dan emosi ketika ada kebakaran,”ujarnya saat pelaksanaan simulasi.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiasiagaan BPBD Kulonprogo, Hepi Eko Nugroho menjelaskan bahwa sebagian besar kasus kebakaran di Kulonprogo diakibatkan oleh konsleting listrik. “Seperti di Pasar Bendungan lalu, informasinya karena konsleting listrik,”ujarnya ketika sosialisasi kepada warga.
Setiap tahun, terjadi 21-23 kasus kebakaran di Kulonprogo. Menurutnya, kebakaran umumnya disebabkan oleh 4 faktor yakni minimnya pengetahuan, kelalaian manusia, faktor kesengajaan, dan faktor alam. “Daerah padat penduduk seperti di sini sangat rawan kebakaran karena listrik dan kompor,”ujarnya.
Menurutnya, banyak kebiasaan kecil yang bersiko memicu kebakaran antara lain kebocoran gas, lalai meninggalkan kompor dalam keadaan menyala, dan instalasi listrik yang sembarangan.
Dalam sosialisasi tersebut, Hepi memaparkan alat pamadam kebakaran yang bisa disediakan di rumah berupa kain basah dan pasir. Selain itu, bisa pula menggunakan alat pemadan api ringan (APAR).