Harianjogja.com, SLEMAN – Pemerintah Desa Kepuharjo membuka jalur yang menghubungkan antara Dusun Kaliadem dengan Dusun Kinahrejo melalui swadaya masyarakat. Jalur ini menjadi kenangan erupsi merapi 2010 karena tertutup material.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Kepala Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Heri Suprapto menjelaskan, pembukaan jalur itu bertujuan untuk memberikan akses wisata. Jalur itu memiliki panjang antara 500 meter yang menghubungkan Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo dengan Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo.
Dari kedua titik dusun tersebut saat ini menjadi destinasi wisata bagi pengunjung lava tour. Jika di Kinahrejo terdapat wisata lava tour erupsi merapi kediaman almarhum Mbah Maridjan, sedangkan di Kaliadem terdapat bunker yang juga menjadi tujuan banyak wisatawan.
“Kami membuka jalur dengan swadaya masyarakat dengan pemerintah desa, tujuannya untuk mempermudah akses wisata antara Kinahrejo dengan Kaliadem. Itu menjadi jalur kenangan sebelum erupsi,” terang Heri kepada Harianjogja.com, Senin (30/5/2016).
Jalur itu sebelumnya sudah teraspal sebelum adanya erupsi merapi. Tetapi kemudian tertutup material erupsi mulai dari batu berukuran besar hingga pasir yang jumlahnya mencapai ratusan kubik.
Dalam proses pembukaan itu dilakukan pada awal 2016 menggunakan alat berat dengan cara memindahkan material ke tanah kosong. Hingga akhirnya pada akhir April lalu, jalan sudah bisa dilalui, bahkan dibangun sebuah jembatan kecil dengan cor yang didanai pemerintah desa.
Setelah akses jalan terbuka, namun tidak untuk dilewati kendaraan roda empat seperti jip. Selain itu kendaraan roda dua tidak disarankan melalui kawasan itu alasannya, sesuai kesepakatan kelompok sadar wisata, agar pengunjung menyewa ojek motor dari warga atau bisa berjalan kaki jika ingin ke Kinahrejo atau sebaliknya.
“Itu sudah kesepakatan, kalau jalan kaki boleh. Diharapkan nanti pengunjung bisa memanfaatkan sewa motor,” kata dia.