Kasus leptospirosis di Sleman dilaim tak merenggut nyawa
Harianjogja.com, SLEMAN- Sembilan warga yang terjangkit penyakit kencing tikus atau leptospirosis di Sleman masih bisa ditangani. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mengklaim tidak ada pasien yang meninggal akibat leptospirosis.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Baik Kepala Dinkes Sleman Nurulhayah maupun Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Sleman Novita Krisnaeni kompak menjawab jika kasus Leptospirosis sejak Januari-Maret ini nihil kematian.
Data berbeda justru dimiliki oleh Dinkes DIY yang menyebut, dari sembilan pasien yang terjangkit kencing tikus salah satunya meninggal dunia. "Tidak ada yang meninggal dunia," kata Novita, Rabu (22/3/2017).
Ditilik dari persebaran kasus tersebut, Dinkes mencatat wilayah Tempel dan Prambanan sebagai salah satu basis persebaran penyakit tersebut. Di kedua kecamatan tersebut tercatat masing-masing tiga orang warga yang terkena leptosporosis. "Lainnya Kalasan satu orang, Minggir dan Depok masing-masing satu orang," jelas Novi.
Menurut Novi, Dinkes melalui Puskesmas masing-masing kecamatan telah melakukan pemeriksaan rapid test di lingkungan penderita yang bergejala klinis. Selain pemeriksaan, petugas juga memberikan penyuluhan ke masyarakat di lingkungan penderita maupun masyarakat umum baik secara langsung maupun melalui media. "Kami sosialisasikan mengenai penyakit leptospirosis dan pentingnya PHBS," katanya.
Dinkes juga menghimbau agar masyarakat langsung melakukan pemeriksaan dini jika mengalami gejala penyakit laptospirosis. "Kalau terkena gejala penyakit tersebut, untuk kecepatan diagnosa dan penanganan di Puskesmas, sudah tersedia rapid test," tandasnya.