Sementara ini belum bisa komentar karena belum mendapatkan teks atau rekaman langsungnya
Harianjogja.com, JOGJA—Kementerian Agama Kantor Wilayah DIY belum mengambil sikap mengenai kasus khatib Salat Id di Alun-Alun Wonosari, Gunungkidul, Minggu (25/6/2017).
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Baca juga : LEBARAN 2017 : Khotib Singgung Isu Penistaan Agama, Ini Reaksi Jemaah di Alun-Alun Wonosari
Di Alun-Alun Wonosari, khotbah Salat Id disampaikan Ichsan Nuriansah Bajuri. Dia menyampaikan tentang penistaan agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.
Kepala Kemenag Kanwil DIY, Luthfi Hamid, menuturkan dirinya belum mendapatkan teks maupun rekaman khotbah dalam Salat Id itu. Dirinya pun tak mau gegabah dalam memberikan komentar. “Sementara ini belum bisa komentar karena belum mendapatkan teks atau rekaman langsungnya,” paparnya kepada Harian Jogja, Minggu.
Karena itu, Kemenag DIY berencana meminta konfirmasi dari Kemenag Kanwil Gunungkidul mengenai kejadian dalam Salat Id di Alun-Alun Wonosari itu. Untuk kepastian waktunya, Luthfi belum bisa menjanjikan.
Sebelumnya diberitakan dalam khotbah, yang disampaikan oleh Ichsan, dia menyampaikan tentang penistaan agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok. “Ahok merupakan penista agama,” katanya.
Menurut Ichsan, seorang penista agama tidak harus dibela ataupun dibantu, apalagi dibantu oleh negara termasuk aparat kepolisian. Dia mendukung sepenuhnya hukuman terhadap Ahok agar menimbulkan efek jera dan tidak ada lagi yang menistakan agama.
Akibat isi khotbah yang bermuatan politik tersebut, sejumlah jemaah yang tidak terkesan langsung meninggalkan lokasi salat Idulfitri. “Khatib menyampaikan kalau pemerintah dan polisi cenderung membela Ahok, dengan melindungi aksi-aksi yang membela Ahok. Dan dia [khatib] bilang juga kalau Pemilu 2019 akan lebih karut marut lagi. Saya dan keluarga langsung pulang,” kata salah seorang jemaah, Ervan Bambang.