Harianjogja.com, SLEMAN—Kartu tani masih belum bisa digunakan karena target penggunaan di Januari molor. Sampai Selasa (20/3/2018) petani masih menggunakan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dalam mendapatkan fasilitas pupuk bersubsidi.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman Nawang Wulan mengatakan sampai Selasa (20/3/2018) kartu tani belum bisa digunakan. “Kami masih menunggu kebijakan dari provinsi dan kementerian terkait,” ujar Nawang, Selasa.
Proses yang masih dilakukan oleh Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman yaitu pendataan. Nawang mengatakan fasilitas yang diberikan dalam kartu tani hanya diperuntukan dalam bentuk kelompok.
“Sampai sekarang masih proses pendataan, yang tidak masuk pada kelompok tani, dia tidak bisa mendapatkan kartu tani,” katanya.
Sementara, untuk alokasi pupuk bersubsidi sampai saat ini masih menggunakan RDKK yang nantinya akan digunakan selama satu tahun untuk kebutuhan petani sampai 2019.
Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo, Dusun Kalirase, Desa Trimulyo, Sleman Parjana mengatakan petani masih menunggu keputusan dari Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman. Sampai saat ini dari Kelompok Tani Lestari Mulyo sudah terdata sekitar 90% petani yang mendapatkan kartu tani.
“Pada Oktober lalu, kata dinas mulai Januari sudah bisa digunakan, tapi sampai saat ini belum bisa, kami masih menggunakan RDKK,” kata Parjana. Parjana memperkirakan kartu tani baru bisa digunakan sekitar Oktober tahun ini.
Parjana mengeluhkan terkait teknis pengambilan pupuk bersubsidi dengan kartu tani yang dirasa menyulitkan petani. “Kalau melihat dari sosialisasi, nanti petani harus menggesek kartu tani sendiri di pengecer untuk dapat pupuk, kita kan biasanya beli pupuk secara berkelompok, tidak semua petani punya transportasi sendiri,” ujar Parjana.