GUNUNGKIDUL—Penanganan kasus Rezza Eka Wardana, siswa SMA Dominikus Wonosari yang meninggal pada 3 November 2012 mulai dipertanyakan.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Koordinator Kesatuan Aksi Rakyat Gunungkidul (Karag) Danang Ardiyanto mengatakan sudah hampir dua bulan kasus tersebut tidak menunjukkan perkembangan menggembirakan. “Kami menilai Bripka Mahmudin pun hanya dikorbankan dalam perkara hukum ini,” tandas Danang dalam diskusi terbatas lintas lembaga swadaya masyarakat Gunungkidul dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogja di Wonosari, Minggu (20/1/2013) malam.
Diskusi juga dihadiri ayah mendiang Rezza, Nugraha Priyo Widiatmoko. Diskusi itu membahas dua hasil rekam medis RSUD Wonosari dan RS Bethesda yang isinya cukup berbeda. Perbedaan dua rekam medis mendiang Rezza diketahui setelah LBH Jogja berkoordinasi dengan penyidik Polda DIY.
“Hasil rekam medis RSUD Wonosari lukanya ringan. Tapi untuk RS Bethesda ada luka yang parah dialami almarhum Rezza sebelum akhirnya meninggal,” ujar Samsudin, Direktur LBH Jogja.
Koordinator Forum Lintas Iman (FLI) Aminudin Aziz dalam waktu dekat hendak menggelar diskusi publik guna membahas perkembangan kasus hukum Reza.