Harianjogja.com, SLEMAN-Talut kali code yang longsor di Terban, Gondokusuman, Senin (6/7/2017) lalu hingga kemrin belum diperbaiki. Banyak bangunan yang berada di sempadan sungai menjadi alasan talut itu sulit diperbaiki.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum (DUPKP) Kota Jogja, Aki Lukman Nur mengatakan sudah mengirimkan surat melalui Kementrian Pekerjaan Umum untuk memperbaiki talut di Jogja. Bukan hanya terban, namun ada 11 titik talut yang diusulkan untuk diperbaiki ke pusat karena keterbatasan dana Pemerintah Kota Jogja.
Usulan itu sudah dilayangkan sejak tahun lalu, termasuk talut Terban dan Gondolayu Jetis. Namun, hingga kemrin belum ada kabar. Talut Terban sudah dua kali longsor. Pertama longsor pada 30 Maret tahun lalu. Aki mengaku sebulan kemudian pihaknya langsung melaporkan ke Kementrian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Sungai Serayu Opak (BBWSO).
Pada November lalu, kata Aki, ada balasan surat dari BBWSO yang menyatakan belum bisa membangun talut selama masih ada bangunan diatas talut. "Kemungkinan karena memang ada bangunan yang melanggar sempadan sungai sehingga talud belum bisa diperbaiki," kata Aki.
Menurutnya, ada kekhawatiran ketika talut diperbaiki sementara ada bangunan diatasnya, maka talut itu berpotensi longsor kembali. Ia menyatakan tidak berpangku tangan, melainkan terus berupaya mencari solusi. Pada Senin pekan depan, ia bersam Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jogja akan kembali mendatangi BBWSO untuk minta solusi.
Sementara ini, Aki meminta warga sekitar lokasi longsor untuk waspada. Warga yang terdampak diharapkan untuk mengungsi. Intansinya juga belum bisa membersihkan longsoran karena potensi longsor susulan masih terjadi. "Dibersihkan dari bawah kalau tidak langsung diperbaiki rawan longsor lagi," ujar Aki.
Penjabat Wali Kota Jogja, Sulistiyo mengaku masih mengkaji secara keseluruhan dengan semua stake holder. Ia mengaku idealnya di bantara sungai memang menyediakan 2-3 meter ruang, "Penataan munggah, mundur, madep kali perlu diterapkan lagi," kata Sulis. Pihaknya juga akan terus berkomunikasi dengan BBWSO.
Diketahui, hampir sepanjang aliran Kali code terdapat bangunan. Program munggah, mundur, madep kali (3MK) baru menyasar beberapa bagian.