Harianjogja.com, SLEMAN - Penangkapan 15 WNA asal Tiongkok mengungkap dugaan adanya bos judi online internasional berniat memperluas ekspansi bisnisnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Mengingat hasil pemeriksaan Polres Sleman, WNA tersebut merupakan anak buah bos judi online asal Tiongkok.
Sebelumnya, jajaran Polres Sleman menggerebek sebuah rumah mewah yang dihuni WNA asal Tiongkok di Jalan Kaliurang Km. 16, Kledokan RT02/RW07 Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Kamis (3/12/2015) siang. Sebanyak 15 WNA yang sempat berusaha kabur berhasil disergap petugas.
Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnain mengakui adanya sinyal pengembangan bisnis judi online oleh pihak asing pasca tertangkapnya 15 WNA di sebuah rumah mewah yang disewa Rp125 juta per tahun. Bahkan ada beberapa WNA yang telah tinggal di rumah itu sejak Oktober 2015. Pihaknya telah memeriksa secara intensif salah satu pimpinan dari 15 WNA tersebut dan mengakui kedatangannya di Jogja untuk mengembangkan bisnis judi online.
"Dari pengakuan salah satu dari mereka melalui penerjemah bahasa kami, mereka datang untuk menjalankan bisnis judi online," terangnya, Minggu (6/12/2015).
Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan, kelimabelas WNA itu datang ke Jogja atas perintah bosnya yang berada di Tiongkok. Mulai dari akomodasi perjalanan dan seluruh peralatan yang ditemukan di dalam rumah juga telah disiapkan.
Mereka mengaku hanya sekedar menjalankan perintah. Bahkan bos judi pimpinan mereka jugalah yang menyewakan rumah mewah dengan harga lumayan tinggi itu.
"Seseorang berinisial A yang menjadi perantara menyewakan rumah itu dugaannya merupakan anak buah bosnya juga. Sewa bulan Mei dan Oktober sudah ada yang menempati," imbuh Faried.
Ratusan alat telekomunikasi yang ditemukan memang akan dimanfaatkan para WNA itu untuk mengendalikan bisnis judi onlie dari Jalan Kaliurang, Sleman. Namun, mereka belum sempat merangkainya karena ada sejumlah item hardware yang belum datang dan masih dikirim dari Tiongkok. "Mereka belum sempat beraksi karena masih ada alat yang belum datang," ujarnya.