Jogja Istimewa perlu dipergunakan secara masif.
Harianjogja.com, JOGJA—Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Dedy Pranowo mengatakan, Dinas Pariwisata (Dispar) DIY perlu terus mendorong penggunaan merek Jogja Istimewa di seluruh sektor.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Menurutnya, logo-logo Jogja Istimewa perlu digunakan sebagai brand dari skala kecil hingga besar. Di sektor perhotelan misalnya, sambung Dedy, penggunaan logo Jogja Istimewa wajib digunakan untuk materi promosi hotel. Tidak hanya di ruang lobi maupun kamar hotel, logo tersebut perlu dipakai di kop surat.
“Sudah saatnya kita harus bersama-sama secara gencar menggunakan logo tersebut,” ujar Dedy kepada Harianjogja.com, Jumat (5/6/2015).
Dedy menganggap brand Jogja Istimewa dan Jogja Gumregah memiliki efek yang baik untuk dunia perhotelan dan restoran, atau pariwisata pada umumnya. Namun, lanjut dia, kedua slogan itu perlu lebih disosialisasikan kepada khalayak.
“Alangkah baiknya hal ini dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY sebagai representasi dari pemerintah,” ujar dia.
Menurutnya, masih sedikit hotel dan restoran di DIY yang menggunakan logo Jogja Istimewa.
“Kami akan mengajak Dinas Pariwisata DIY untuk menyosialisasikan logo tersebut ke anggota PHRI DIY,” kata Dedy.
Deddy menambahkan, rencana pengucuran dana dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk promosi wisata di DIY harus disambut dengan baik.
“Kami mengharapkan promosi dijalankankan menggunakan tolok ukur yang jelas dan perlu dipilih pasar yang potensial untuk promosi,” ujar dia.
DIY, kata dia, dapat menjadi fasilitator dalam menarik investor swasta dengan menggelar beragam event. PHRI juga perlu menciptakan paket destinasi terintegrasi dengan badan promosi wisata dan pemerintah.
“Itulah yang paling dibutuhkan. Sebenarnya paket terintegrasi itu ada, cuma butuh ditingkatkan lagi,” ujar pemilik Ruba Hotel Jogja itu.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Arief Yahya, menyatakan promosi wisata sangat penting untuk menggenjot jumlah kunjungan pelancong. Arief bahkan mencanangkan program Great Jogja, layaknya Great Bali, Great Batam, dan Great Jakarta. Konsep tersebut adalah promosi wisata terhadap kawasan DIY dan sekitarnya.
Kementerian bahkan berencana mengucurkan anggaran belasan miliar rupiah untuk promosi wisata DIY. “Great Jogja harus terbentuk. Nanti kami anggarkan promosi Jogja sekitar Rp11 miliar,” ujar Arief Yahya dalam Seminar Nasional Pariwisata yang digelar untuk memperingati Ulang Tahun Ketujuh Harian Jogja di Sahid Rich Hotel, 29 April 2015.