Esposin, UNGARAN -- Kemarau panjang yang terjadi di wilayah Jawa Tengah juga berimbas pada kenaikan kebutuhan bahan pokok di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Salah satunya beras yang mengalami kenaikan hingga Rp3.000 per kilogram sejak dua pekan terakhir.
Saat ini, harga beras di Pasar Bandarjo mencapai Rp12.500 per kilogram. Kenaikan harga beras ini terjadi pada semua jenis, mulai dengan beras berkualitas biasa hingga beras kualitas premium.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
“Untuk kenaikan beras rata rata naik antara Rp2.500 hingga Rp3.000 per kilogram. Jika sebelumnya beras dengan kualitas menengah masih Rp10.000 per kilogram, saat ini kulaknya saja sudah Rp12.500,” kata salah seorang pedagang/penjual beras, Haryani, Senin (4/9/2023).
Disebutkan saat ini untuk harga beras paling murah dengan kualitas kurang bagus mencapai Rp12.000 per kilogram. Sementara, untuk kualitas yang lebih bagus, harganya mencapai Rp13.000 per kilogram.
Pedagang sembako lainnya, Ahmad Dawari, mengaku resah akibat harga beras yang melambung tinggi sejak dua pekan terakhir. Kenaikan harga beras itu membuat dirinya mengganti harga di lapak beras miliknya.
“Saya kalau kulakan pasti ada stok. Saya masih jual disesuaikan dengan harga kita beli. Tiba-tiba pas kulakan harganya sudah naik lagi. Ini juga bikin saya harus mengubah harga hampir setiap hari,” keluh Dawari.
Menurutnya, kenaikan harga beras yang tinggi saat ini di duga disebabkan oleh musim kemarau panjang yang memengaruhi hasil panen padi.
“Kata para juragan beras saat ini sedang tidak musim panen raya sehingga berpengaruh pada stok padi,” ujarnya.
Salah seorang pembeli, Sri Hartati, mengungkapkan dirinya harus mengeluarkan uang lebih untuk berbelanja karena beras merupakan kebutuhan pokok. Selain mengeluarkan uang lebih, dirinya juga mengaku keberatan akibat harga beras yang semakin tinggi.
“Saat ini kan ekonomi masih belum stabil. Banyak kebutuhan yang harus dipenuhi apalagi saat ini harga juga tinggi. Ditambah beras naik, itu cukup berat bagi kami,” ungkap Hartati.