Semarangpos.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menutup tempat hiburan dan destinasi wisata di wilayah setempat. Keputusan ini diambil demi mencegah penyebaran lebih lanjut virus corona atau Covid-19 di Jateng.
Kebijakan menutup tempat hiburan dan objek wisata ini disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, seusai menggelar rapat terbatas dengan jajarannya di kantornya, Senin (16/3/2020).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Ganjar menilai dalam menghadapi kasus Covid-19 ini yang pertama diutamakan adalah keselamatan manusia. Ia berasumsi jika manusia bisa diselamatkan, perekonomian bisa dihidupkan kembali. Tapi, jika perekonomian yang difokuskan, maka semua tidak bisa diselamatkan.
Sosok Petapa Kata Anak Indigo Tak Pernah Tinggalkan Gua Kreo Semarang
“Kami putuskan semua tempat hiburan ditutup, karena kemungkinan persebaran di sana sangat tinggi. Kita akan berikan surat perintah ke kepala daerah,” ujar Ganjar.
Sementara untuk persoalan pajak tempat hiburan, Ganjar mengaku akan melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.
Selain tempat hiburan, Ganjar juga memutuskan untuk menutup sebagian tempat wisata. Sampai saat ini, ada 40 destinasi wisata yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Jateng yang telah ditutup.
Ditolak di Surabaya, Kapal Pesiar MV Colombus Diterima di Semarang
Ke-11 kabupaten/kota yang tempat wisatanya ditutup itu yakni Kota Solo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Magelang, Klaten, dan Banyumas.
Penurunan Wisatawan
Menurut Ganjar, sejak awal merebaknya virus corona kunjungan wisata di Jateng terus mengalami penurunan. “Untuk wisatawan lokal tingkat kunjungannya turun mencapai 72,49%, sedangkan wisatawan asing mencapai 88,46%,” tuturnya.Pelajar Korea Selatan Jadi Pasien Pengawasan Virus Corona di Salatiga
Sepinya tempat hiburan dan destinasi wisata itu, juga berdampak pada turunnya tingkat keterhunian atau okupansi hotel di sejumlah wilayah.
Ganjar pun mengaku banyak pengusaha perhotelan yang meminta dispensasi energi dan BBM akibat dampak virus corona itu.
“Mereka butuh bantuan listrik dan BBM. Energi ini kan cukup tinggi bagi mereka. Maka mereka butuh keringanan. Sekarang tingkat hunian hotel turun 11,77% dan rata-rata menginap turun 0,6%, dari 1,36% ke 1,3%,” jelasnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya