Esposin, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), mencatat ada 47 bencana selama awal tahun atau Januari 2024 ini. Dari puluhan bencana itu, paling mendominasi adalah bencana hidrometeorologi berupa cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor, di mana Soloraya menjadi kawasan yang mencatatkan angka bencana tertinggi.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD Jateng, Muhamad Chomsul, mengatakan dampak kerusakan yang diakibatkan oleh bencana hidrometeorologi beragam. Di antaranya ada sebanyak 647 rumah rusak, fasilitas ada 14 rusak, 2 kantor rusak dan 1 jembatan rusak.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
“Kerusakan itu akibat bencana selama Januari. Ada cuaca ekstrem 34 kejadian, banjir 10 kejadian dan tanah longsor tiga,” terang Chomsul kepada Esposin, Kamis (1/2/2024).
Lebih rinci, ada 500 rumah rusak ringan, 72 rumah rusak sedang, 72 rumah rusak berat dan 5.358 rumah terendam. Sementara fasilitas rusak ada 2 fasilitas pendidikan, 3 fasilitas peribadatan, 2 fasilitas kesehatan, dan 7 fasilitas umum.
Adapun tiga daerah yang paling banyak alami bencana selama Januari 2024 yakni di Kabupaten Cilacap 9 kejadian, Kabupaten Karanganyar 5 kejadian, dan Kabupaten Jepara 4 kejadian. Kemudian Kabupaten Klaten dan Kabupayen Boyolali tercatat sama-sama alami tiga bencana.
“Sisanya (30 kabupaten/kota) rata-rata alami 1 sampai 3 kejadian bencana,” imbuhnya.
Lebih jauh, dari 47 bencana yang terjadi di 35 kabupaten/kota itu, BPBD Jateng mencatat ada 2 orang meninggal dunia. Sementara 6 lainnya mengalami luka-luka.
“Terus 761 orang mengungsi akibat bencana hidrometeorologi,” sambungnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta, mengklaim berhasil memperbaiki posisi kerawanan bencana dalam Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Pengakuanya, IRBI 2022 Jepara berada di peringkat ke-13 Jawa Tengah, masuk dalam “Kelas Risiko Sedang”, dengan skor 122,27, angak tersebut turun dari indeks pada 2021 yang berada pada skor 135,11.
“Penurunan indeks risiko bencana secara nasional, menjadi Target Rencana Strategis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2020–2024. Kita harus menjadi bagian dari penurunan itu,” kata Edy.
Adapun sebagai salah satu bentuk kesiapsiagaan bencana di Jepara, Edy mengaku telah melakukan mitigasi. Tujuannya tak lain untuk memperkecil risiko dampak bencana yang diprediksi akan terjadi.
“Kita lakukan terus pelatihan tentang mitigasi bencana kepada masyarakat, khususnya di desa-desa yang kali ini sering terjadi kebakaran. Sedangkan ketika hujan tiba, rawan terjadi banjir dan tanah longsor,” tutupnya.