Salah satu warga, Miniatun mengatakan, warga tidak takut pada polusi udara karena merasa telah terbiasa. Bahkan, warga tidak mau menggunakan masker sebagai pelindung.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
"Saya tidak pernah pakai masker. Kalau ada kendaraan lewat, hanya tutup hidung saja pakai tangan. Nanti beraktivitas lagi," kata Miniatun, Minggu (2/9).
Selain Miniatun, masih ada Parjono yang mengaku tenang-tenang saja dengan kondisi ini. Bahkan dia mengaku biasa mengajak anaknya tanpa menggunakan masker saat berkendara melintasi jalan berdebu tersebut.
Parjono mengaku selama ini belum pernah mengalami keluhan gangguan saluran pernafasan yang parah.
"Meskipun biasa saja, tapi kami merasa terganggu juga dengan aktivitas penambangan pasir itu. Terlebih truk yang beroperasi selama 24 jam tanpa henti," kata Parjono.
Parjono mengaku, meskipun memakai masker tidak akan mengurangi dampak buruk bagi dia dan keluarganya dari menghisap debu.
"Meskipun sudah terbiasa, tapi lama-kelamaan kami kawatir juga. Seharusnya ada solusi untuk kami, tapi apa itu? Jangan hanya diminta pakai masker saja," katanya.(ali)