regional
Langganan

JALAN-JALAN : Kiskendo, Terbengkalai dan Ayunan pun Usang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Arief Wahyu Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Sabtu, 4 Mei 2013 - 13:45 WIB

ESPOS.ID - Foto Gua Kiskendo JIBI/Harian Jogja/Arief Wahyu

Foto Gua Kiskendo
JIBI/Harian Jogja/Arief Wahyu

Gua Kiskendo merupakan salah satu pesona wisata yang ada di Kulonprogo bagian utara. Berada di wilayah Perbukitan Menoreh, keberadaannya bisa menjadi sebuah primadona yang menyuguhkan keindahan alam. Sayangnya, pesona indah itu semakin jauh dari perhatian pemerintah.

Advertisement

Pemandangan indah terhampar di sepanjang jalan menuju ke Gua Kiskendo yang berada di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Jumat (3/5). Di kanan dan kiri jalur, gugusan Perbukitan Menoreh seperti menjadi penghias panorama yang tersaji.

Kesejukan udara pun melengkapi keindahan alam nun memanjakan mata. Ketika memasuki Dusun Sibolong, Desa Jatimulyo, atau 500 meter menuju lokasi gua, perjalanan sedikit terhambat. Di samping medan curam, kondisi jalan rusak parah memaksa setiap pengguna jalan ekstra hati-hati dalam mengendalikan laju kendaraan.

Jalur menuju objek wisata tak ubahnya seperti rempeyek kacang. Sampai di Kiskendo, hanya kesunyian yang dijumpai. Tidak ada petugas yang berjaga. Tempat penarikan retribusi pun sudah tidak aktif meski kondisi bangunan masih kokoh berdiri. Di sudut tempat parkir kendaraan, ada empat kios pedagang yang sudah tutup.

Advertisement

Entah sudah berapa lama kios itu ditinggalkan pemiliknya, yang jelas dinding kios sudah dipenuhi coretan-coretan. Lantainya pun sudah dipenuhi debu tebal. Sepinya pengunjung membuat pedagang memilih meninggalkan kawasan itu untuk mencari lahan jualan di kawasan lain.

“Seingat saya sudah dua tahun ini pedagang meninggalkan kiosnya, lha sepi," ujar Sukamti, 45, salah satu warga Jatimulyo. Berjalan menuruni anak tangga, kira-kira 50 meter dari pintu utama, ada sebuah taman bermain anak-anak.

Sebelumnya tempat itu memang didesain sebagai tempat wisata keluarga. Ada beragam mainan anak-anak seperti ayunan yang sudah mulai usang. Di sekitarnya ada beberapa gazebo yang bisa dimanfaatkan untuk istirahat melepas penat sembari memandangi keelokan alam di sekitar gua. Sudah jarang tersentuh membuat gazebo begitu lusuh.

Advertisement

Daun-daun kering berserakan di turunan anak tangga menuju pintu gua. Entah berapa lama dedaunan kering itu sudah tidak disapu. Hanya suara binatang garengpong yang terdengar kala perjalanan semakin jauh menuruni anak tangga.

Tepat di bawah bukit, terlihat pintu masuk untuk menyusuri gua lebih ke dalam. Sayangnya, pintu dalam keadaan terkunci. Warga begitu menyayangkan tidak terurusnya pesona wisata itu. Mereka kini merasa prihatin dengan kondisi objek wisata itu.

Potensi keindahan alam di sekitar gua ternyata tidak mampu digarap Pemkab dengan serius. “Saya yakin kalau ada perhatian serius dari Pemkab, nasib objek wisata ini tidak seperti ini,” ucap Mulyanto, 50, warga Jatimulyo.

Camat Girimulyo Widodo berharap Pemkab bisa membuka mata selagi potensi di objek wisata itu benar-benar telah sirna. “Kalau Pemkab punya komitmen mempertahankan objek wisata itu, saya kira potensi di objek wisata itu sangat menjanjikan. Selama ini tidak diperhatikan sama sekali,” paparnya.

Jika ada realisasi nyata dari Pemkab, menurut Widodo, potensi gua itu lebih menjanjikan daripada Puncak Suroloyo. Pertimbangannya yakni medan jalan yang lebih mudah dijangkau daripada Puncak Suroloyo.

Advertisement
Maya Herawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif