Esposin, BANTUL -- Jalan Imogiri Barat ditetapkan menjadi jalan paling rawan kecelakaan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2023. Ada beberapa alasan kenapa jalan ini menjadi titik rawan kecelakaan. Berikut ini penjelasannya.
Kepala Dinas Perhubungan Bantul, Singgih Riyadi, mengatakan jalan Imogiri Banyak masih banyak titik yang gelap dan minim penerangan. Selain itu, banyak ruas jalan yang menghubungkan ke beberapa gang. Hal ini menjadi salah satu penyebab jalan tersebut rawan kecelakaan.
Promosi Kick Off Semarak HUT ke-129 BRI, Usung Tema Brilian dan Cemerlang
“Sarana lampu penerangan jalan masih belum memadai, kedua banyak tikungan yang menghubungkan akses ke kampung, selain itu rambu-rambunya juga masih belum lengkap,” katanya, Senin (18/9/2023).
Beberapa gudang pabrik yang ada di sepanjang Jalan Imogiri Barat pun membuat banyak kendaraan berat melintas di jalan tersebut. Sehingga potensi terjadinya kecelakaan pun semakin tinggi di jalan itu.
“Imogiri Barat karena sarpras belum lengkap di sana banyak jalan gudang yang dilalui kendaraan besar, di sana arus lalu lintas macet,” katanya.
Selain Jalan Imogiri Barat, beberapa jalan di kabupaten Bantul yang rawan kecelakaan antara lain Jalan Pleret-Pathuk atau Jalan Cinomati yang berkelok dan memiliki tikungan tajam, kemudian Jalan Sultan Agung pertigaan Tembi ke arah timur hingga Stadion Sultan Agung.
Singgih menyampaikan mayoritas kecelakaan didominasi oleh kendaraan roda dua dengan mayoritas pengendara berusia muda. Kemudian, menurut Singgih kecelakaan mayoritas terjadi pada waktu-waktu tertentu yakni pukul 06.00 WIB-09.00 WIB atau bersamaan dengan waktu berangkat sekolah/kerja dan pukul 15.00 WIB-18.00 WIB atau bersamaan dengan waktu pulang kerja.
Singgih mengimbau agar pengendara tetap menggunakan kelengkapan kendaraan bermotor sesuai standar dan mematuhi lalu lintas saat berkendara.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu mematuhi peraturan lalu lintas, kedua masyarakat harus mulai membudayakan bahwa keselamatan itu kebutuhan, bukan seakan-akan menggunakan helm itu kewajiban, itu harus menjadi kebutuhan karena itu berdampak pada keselamatan diri kita dan orang lain,” katanya.
Singgih mengaku pihaknya dengan kepolisian setempat telah menggelar berbagai operasi tertib berlalu lintas untuk meningkatkan ketertiban masyarakat dalam berlalu lintas.