regional
Langganan

Jadi Produsen Singkong Terbesar Kedua di Indonesia, Jateng Siap Masifkan Ekspor - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Adhik Kurniawan  - Espos.id Jateng  -  Jumat, 14 Juni 2024 - 21:58 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi petani memanen singkong. (Antaranews.com)

Esposin, SEMARANG – Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia Kementerian Perdagangan (Dirjen PPI Kemendag), Wijayanto, mengungkapkan bila Jawa Tengah (Jateng) menjadi provinsi dengan produktivitas singkong atau manioc terbesar kedua di Indonesia setelah Lampung.

Oleh karena itu, melalui forum “Sosialisasi Hasil Perundingan Perdagangan Internasional TRQ Manioc Indonesia ke Pasar Uni Eropa dan Inggris”, pihaknya ingin meningkatkan performa ekspor manioc atau singkong di Jateng.

Advertisement

“Peluang ekspor manioc ini masih tinggi, khususnya ke pangsa pasar UK [United Kingdom]. Eropa juga sudah ada [ekspor manioc] meski meski volumenya masih rendah. Nah ini [yang masih rendah] tinggal ditingkatkan lagi [ekspornya], kita optimalkan lagi,” ujar Wijayanto seusai acara di Gumaya Tower Hotel Kota Semarang, Jumat (14/6/2024).

Berdasarkan data Kemendag, pada 2023 total ekspor singkong dari Jateng ke sejumlah negara tembus di angka 1,1 juta Dolar AS atau sekira Rp18,1 miliar. Dari total tersebut, ada lima negara yang menjadi tujuan ekspor manioc terbesar, yakni Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai 13.396 Dolar AS, Hongkong 20.999 Dolar AS, Belanda 178.051 Dolar AS, Singapura 461.643 Dolar AS, dan Jepang 468.389 Dolar AS.

“Moniac ini proses lanjutannya [di ekspor] ada untuk diubah jadi tepung, bahan baku asal manioc ada juga untuk industri makanan, karena produk basis manioc ini bermanfaat luas untuk kesehatan, konsentrasikan ke healty food,” paparnya.

Advertisement

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, Linda Widiastuti Ariningrum, melirik komoditas singkong nomor dua se-Indonesia itu. Menurutnya, moniac ini bisa meningkatkan perekonomian di Jateng melalui ekspor ke sejumlah negara.

“Maka kami bersama Kemendag mewacanakan adanya Kampung Devisa yang di mana fokusnya adalah produk manioc,” kata Linda

Kendati demikian, butuh langkah strategis untuk mewujudkan kampung devisa manioc itu. Selain ketersediaan lahan, standardisasi produk hingga permasalahan keberlangsungan produktivitas manioc harus diselesaikan terlebih dahulu.

Advertisement

“Karena masalah kita terkait eksporting, selain standardisasi, kontinuitas juga jadi tantangan kita. Maka harapannya nanti buat satu sentra [manioc] bisa kontinuitas hingga selalu penuhi permintaan pasar. Karena selama ini hanya besar di awal setelah itu turun [produknya],” ungkapnya.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif