regional
Langganan

Insentif Nakes di Semarang Bergantung Jumlah Kasus Covid-19 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Imam Yuda Saputra  - Espos.id Jateng  -  Sabtu, 4 September 2021 - 02:05 WIB

ESPOS.ID - Kepala Dinkes Kota Semarang, dr. Abdul Hakam (kiri). (Semarangpos.com)

Esposin, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengklaim telah mencairkan insentif untuk tenaga kesehatan (nakes) yang menangani Covid-19. Besaran insentif nakes ini bergantung dengan jumlah kasus Covid-19 yang ditangani.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, dr. M. Abdul Hakam, mengatakan anggaran insentif nakes diambilkan dari dana APBD 2021. Insentif tersebut sudah dicarikan DKK hingga periode Juni.

Advertisement

Total insentif nakes, lanjut Hakam berbeda-beda tiap bulannya, bergantung dengan jumlah kasus Covid-19 yang ditangani. Jika terjadi peningkatan kasus Covid-19, maka insentif yang diberikan ke nakes pun lebih besar tiap bulannya.

Baca juga: Pemprov Jateng Minta Swab Tes & Vaksin Tidak Jadi Syarat Wajib SKD CPNS, Setuju Lur?

Ia pun mencontohkan pada periode Januari hingga Maret saat kasus Covid-19 di Kota Semarang melandai, anggaran insentif nakes rata-rata berkisar di angka Rp8 miliar per bulan.

Advertisement

Namun pada bulan April, saat kasus Covid-19 mulai merangkak lagi, anggaran insentif nakes pun bertambah menjadi Rp9 miliar. Sedangkan anggaran insentif nakes untuk periode Mei-Juli, dimana terjadi lonjakan kasus Covid-19 pun mengalami peningkatan yang cukup tajam.

“Mei, Juni, Juli lebih [dari Rp8 miliar] karena kasusnya meningkat. Kira-kira Rp12-14 miliar,” ujar Hakam dikutip dari laman Internet resmi Pemkot Semarang, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Belum Penuhi Target Testing, Kota Semarang Batal PPKM Level 1

Anggaran Insentif Nakes

Hakam pun memprediksi anggaran insentif nakes pada bulan Agustus ini akan mengalami penurunan. Hal itu seiring menurunnya jumlah kasus Covid-19 di Kota Semarang.
Advertisement

Bahkan akibat penurunan itu, Kota Semarang saat ini memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 2. Menurunnya kasus Covid-19 ini pun berdampak pada turunnya tingkat ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) pasien Covid-19 di rumah sakit.

“Dalam sehari sekarang temuan kasus baru di bawah 10 orang. Selain itu, rumdin [tempat isolasi terpusat rumah dinas Wali Kota Semarang] kadang-kadang tidak ada,” ujar Hakam.

Dikutip dari situs web siagacorona.semarangkota.go.id, hingga kini total kasus Covid-19 di Kota Semarang mencapai 86.959 orang. Perinciannya, 146 kasus aktif, 80.470 kasus sembuh, dan 6.343 kasus kematian.

 

Advertisement
Arif Fajar Setiadi - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif