Semarangpos.com, UNGARAN — Bangunan dengan ciri kolonial Belanda tampak mentereng di tepi jalur jalan utama Kota Ungaran, ibu kota Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Itu adalah Benteng Willem II yang memiliki cerita menarik untuk dijelajahi.
Benteng Willem II berlokasi di Jl. Diponegoro, Dliwang, Ungaran, Kabupaten Semarang. Bangunan bersejarah itu berseberangan dengan Gedung Kantor Bupati Ungaran.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Bangunan yang disebut juga sebagai Benteng Ungaran itu didirikan pada tahun 1786. Benteng Willem II memiliki usia yang lebih tua dibanding Benteng Willem I di Ambarawa yang dibangun pada tahun 1834.
Ini Commander Wish Kapolda Jateng Ahmad Luthfi
Seperti yang dihimpun Semarangpos.com dari berbagai sumber, Selasa (19/5/2020), benteng dibangun untuk memperingati pertemuan Gubernur Jenderal Van Imhof dengan Pakubuwono II pada 11 Mei 1946.
Sebelum bernama Benteng Willem II, bangunan tersebut bernama Fort De Ontmoeting atau gedung untuk rapat. Namun, pada tahun 1784 sampai 1786 bangunan tersebut direnovasi menjadi sebuah garnisum Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC).
Di lantai kedua benteng terdapat sepasang senjata meriam yang menjadi bukti jika dulu pernah menjadi garnisum VOC.
Ini Catatan Sejarah Kantor Denhubrem 073 Salatiga
Selain itu, hiasan relief yang berbentuk wajah G. Willem Baron Van Imhof. Ia adalah seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-27. Masa jabatannya mulai tahun 1743 sampa tahun 1750.
Dikaitkan Pangeran Diponegoro
Pada Agustus 1830, benteng tersebut juga memiliki kaitan erat dengan salah satu toko pahlawan di Indonesia, yaitu Pangeran Diponegoro. Sebelum diasingkan ke Benteng Rotterdam, Makassar, ia dipenjara di Benteng Willem II.Saat ini di pelataran benteng, ada sebuah patung Pangeran Diponegoro.
Di Vila Angker Jogja, Sosok Noni Belanda Kerap Terlihat
Karena sikap Pangeran Diponegoro yang rela berkorban, Belanda dianggap bersepakat untuk menangkap dia saja. Penangkapan Pangeran Diponegoro membuat perlawanan pribumi di Pulau Jawa langsung berhenti.
Lalu pada tahun 1849 benteng di Ungaran itu jatuh ke tangan Inggris tanpa perlawanan, karena pada waktu itu Inggris mulai masuk dan mengambil alih pulau Jawa. Oleh Inggris, bangunan benteng digunakan sebagai rumah peristirahatan dan penyembuhan para pasien.
Walaupun sudah berubah menjadi rumah untuk pasien, Benteng Willem II tidak berubah menjadi rumah sakit. Bentuk dan struktur bangunannya pun juga tidak bisa dibilang seperti rumah sakit.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya