by Rima Sekarani Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Minggu, 20 Desember 2015 - 17:20 WIB
Harianregional.com, KULONPROGO- Hujan berintensitas tinggi yang terjadi sepekan terakhir membuat Underpass Kulur di Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kulonprogo dipenuhi genangan air. Jalan tersebut otomatis tidak bisa dilalui kendaraan karena kedalaman air pada bagian tengah diperkirakan mencapai tiga meter.
Kondisi tersebut sudah berlangsung setidaknya enam hari. Air selokan di sisi barat underpass meluap setiap terjadi hujan deras. Luapan tersebut mengalir menuju underpass dan tidak kunjung surut karena selalu ada pasokan air baru yang datang setiap hari.
Underpass itu juga tidak dilengkapi dengan drainase pendukung sehingga air tidak mampu mengalir keluar. “Setiap tahun memang begitu,” kata Puji Widodo, warga Dusun Pulodadi, Kulur, Temon, Kulonprogo, Sabtu (19/12/2015).
Sugiatmoko, warga lainnya mengatakan, selama ini Underpass Kulur menjadi alternatif warga untuk menghindari palang pintu perlintasan kereta api yang ada di dekatnya.
Dia berharap bangunan itu disempurnakan dengan sistem drainase yang bisa mencegah timbulnya genangan tinggi. Luapan air dari selokan harus dialihkan ke tempat lain. “Harapannya segera ada perbaikan biar jalannya bisa dipakai lagi,” ujar dia.
Underpass Kulur dibangun pada 2012 lalu demi mengurai potensi kemacetan di titik perlintasan kereta api. Lalu lintas di sekitar sana memang cukup padat pada jam sibuk, terlebih karena juga terdapat pasar tradisional di sisi selatan jalur kereta api.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulonprogo, Sukoco mengaku telah menerima keluhan dan laporan warga mengenai genangan air di Underpass Kulur. Meski demikian, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena fasilitas umum itu merupakan kewenangan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY. “Kami segera laporkan ke DIY,” ungkap Sukoco.
Sukoco lalu memaparkan, Underpass Kulur sebenarnya dilengkapi dengan sebuah mesin diesel penyedot air. Namun, alat tersebut tidak bisa diandalkan untuk menguras volume air yang terlalu banyak seperti saat ini.
Underpass itu juga sempat dikaji ulang oleh Pemda DIY untuk kepentingan redesain tapi belum ada tindak lanjutnya. “Air dari pekarangan warga sekitar juga larinya ke situ,” ucap dia menambahkan.