Semarangpos.com, KUDUS — Tingkat inflasi bulan November 2016 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) mencapai 0,67% atau lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional pada bulan yang sama sebesar 0,47%.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
"Tingkat inflasi di Kudus pada bulan November 2016 juga lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi di Jateng yang tercatat 0,56%," kata Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) Kudus Sapto Harjuli Wahyu di Kudus, Jumat (2/12/2016).
Ia mengatakan terjadinya inflasi di Kudus disebabkan karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran. Di antaranya kelompok bahan makanan sebesar 2,09%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,32%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,33%, kelompok kesehatan 0,16%, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22%.
Sementara komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi, yakni cabai rawit, bawang merah, pasir, cabai merah, beras, dan rokok kretek. Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi, yakni minyak goreng, telur ayam ras, salak, batu bata, kentang, dan daging ayam kampung.
Perkembangan harga berbagai komoditas selama November 2016, kata dia, secara umum mengalami kenaikan. Di antaranya, kenaikan harga bawang merah, cabai rawit, pasir, cabai merah, beras, dan rokok kretek.
Dari enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Jateng, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi, yakni di Kota Purwokerto sebesar 0,77%, diikuti Kota Kudus sebesar 0,67%, kemudian Kota Surakarta sebesar 0,60%, Kota Cilacap dan Semarang masing-masing sebesar 0,54%, dan Kota Tegal mengalami inflasi terendah sebesar 0,34%. Laju inflasi tahun kalender sebesar 2,01%, sedangkan laju inflasi year on year (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 2,96%.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya