Madiunpos.com, MALANG — Kenaikan harga cabai menjadi pemicu utama inflasi di Kota Malang pada Juli 2015 yang mencapai 0,57%. Angka itu menempatkan Malang di posisi tiga terbaik, setelah Surabaya dan Kediri.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kepala BPS Malang M. Sarjan mengatakan dari delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0.94% dengan IHK sebesar 118,80 diikuti Sumenep sebesar 0,86% dengan IHK 118,74, Kota Madiun di urutan ketiga dengan inflasi sebesar 0.83 % dan IHK sebesar 118.70 dan Probolinggo sebesar 0.70% dengan IHK sebesar 120,34, Banyuwangi sebesar 0,62% dengan IHK sebesar 118,78, Kota Malang sebesar 0,57 % dengan IHK sebesar 121,20 dan Kediri sebesar 0,52% dengan IHK sebesar 119,63, dan terendah Surabaya sebesar 0.38% dengan IHK sebesar 120,25.
“Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Juli 2015, yakni tarif angkutan udara, daging ayam ras, angkutan dalam kota, beras, tarif kereta api, cabai rawit, udang basah, angkutan antar kota, kelapa dan lele,” ujarnya di Malang, Senin (3/8/2015).
Sedangkan sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Juli 2015, yakni telur ayam ras, bawang merah, emas perhiasan, tomat sayur, gula pasir, cabai merah, apel, kembang kol, labu siam, dan mujair. Tingkat inflasi tahun kalender Juli 2015 sebesar 1.71 % dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2015 terhadap Juli 2014 ) sebesar 7.25 %.
Kenaikan/penurunan indeks kelompok pengeluaran pada Juli 2015, yakni kelompok bahan makanan 0,88%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau -0,04%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan akar 0,22%; kelompok sandang -0,36 %; kelompok kesehatan 0,13%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,16 %; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 1,76%. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,71% dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 7.25%.
Naiknya inflasi pada Juli 2015 ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain dampak langsung Idulfitri, yakni naiknya harga daging ayam ras seiring dengan tingginya permintaan juga naiknya tarif angkutan udara, kereta api, angkutan dalam kota dan angkutan antar kota yang menaikkan tarifnya menjelang, selama dan sesudah lebaran menjadikannya masuk di sepuluh besar penyumbang inflasi di Kota Malang.
Komoditi yang juga memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah naiknya harga beras, cabe rawit udang basah, kelapa dan lele. Komoditas cabai rawit juga mengalami kenaikan mencapai 57,00% dan andil 0,0315%.
Puncak kenaikan komoditas cabai rawit terjadi setelah Hari Idulfitri karena menipisnya stok di pasaran.
El Nino Fenomena iklim El Nino atau kemarau berkepanjangan dari bulan Mei hingga Oktober 2015 dan abu vulkanik hasil erupsi Gunung Raung menyebabkan tanaman padi, palawija dan holtikultura mengalami gagal panen di beberapa daerah di Jawa Timur.
Kenaikan harga daging ayam ras yang naik sebesar 11.34%, karena tingginya permintaan selama bulan Syawal, menyebabkan daging ayam ras berada di urutan kedua penyumbang inflasi Juli 2015. Tingginya permintaan di pasaran menjelang puasa, juga merupakan faktor penyebab kenaikan harga komoditas ini.
Kenaikan tarif angkutan udara sebesar 6,5 % yang menempati posisi teratas sudah diprediksi sebelumnya karena permintaan yang meningkat akibat arus mudik lebaran. Demikian juga tarif kereta api mengalami kenaikan sebesar 7,8%, tarif travel sebesar15,48% dan tarif angkutan antar kota sebesar 27%. Sedangkan tarif angkutan dalam kota mengalami kenaikan di dua hari Lebaran dari Rp4.000 menjadi Rp5.000, menyumbang kenaikan sebesar 2,77%.