HUT Kota Jogja dapat menjadi kesempatan berevaluasi.
Harianjogja.com, JOGJA-Dewan Kebudayaan Jogja Achmad Charris Zubair mengatakan ulang tahun Jogja bukan sekadar perayaan melainkan ajang evaluasi pembangunan kota.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
“Dinamika tidak bisa dicegah, tetapi perlu diingat jangan sampai lepas dari sejarah, supaya bisa merancang masa depan kota ini,” ujarnya, Selasa (6/1/2015).
Ia tidak menuding pembangunan Jogja melenceng, namun ada beberapa hal yang perlu dikritisi. Konkretnya, pembangunan hotel yang tidak terkontrol mengakibatkan kerugian di jangka menengah.
Jangka pendek, kata Charris, memang menguntungkan dari segi pendapatan, namun perlu diperhatikan dampaknya yang lebih besar seperti penurunanpermukaan air tanah.
“Apalagi sudah ada warga yang mengeluhkan sumurnya kering saat kemarau,” ucapnya.
Menurutnya, wilayah Jogja tidak bisa dimaknai secara administratif semata, tetapi juga mencakup citra Jogja yang berada di kawasan dalam ring road. Persoalan ini, kata dia, harus dipecahkan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat.
Walikota Jogja Haryadi Suyuti mengatakan, tantangan utama di Jogja adalah jumlah penduduk sehingga Pemkot berupaya mewujudkan tiga slogan utama, yakni bersih, tertib, dan aman.
“Kebijakan-kebijakan yang diambil harus mengakomodasi kepentingan bersama,” ujarnya.