Esposin, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus menunjukkan komitmennya dalam menekan angka pengangguran dan menggerakkan roda perekonomian. Upaya ini diwujudkan melalui berbagai program unggulan seperti pendidikan vokasi, pembangunan infrastruktur, dan kemudahan investasi. Langkah-langkah strategis tersebut telah membawa dampak positif yang signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan menurunkan angka pengangguran di provinsi ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Pemprov Jateng berhasil menurunkan angka pengangguran terbuka dari 5,95% pada tahun 2019 menjadi 5,13% pada 2023. Selain itu, tercatat juga peningkatan jumlah industri sebesar 42,5% dalam periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa strategi Pemprov Jateng dalam menciptakan lapangan kerja melalui pendidikan vokasi dan pengembangan industri telah membuahkan hasil yang nyata.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Salah satu program unggulan Pemprov Jateng adalah pendidikan vokasi, yang telah terbukti memainkan peran penting dalam menekan angka pengangguran. Mayoritas lulusan pendidikan vokasi di SMK Negeri Jateng terserap dengan baik di dunia industri. Towaf Ardiarga, lulusan Teknik Otomatisasi Industri dari SMK Negeri Jateng tahun 2019, adalah salah satu contohnya. Ia dan teman-temannya tidak pernah mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, berkat keterampilan yang mereka peroleh selama menempuh pendidikan di SMK.
“Lulusan SMK Negeri Jateng itu mudah terserap oleh dunia industri. Saat saya lulus, saya langsung diterima bekerja di PT Cagindo Daya sebagai Operator Ship Unloader. Pendidikan vokasi di sini sangat sesuai dengan kebutuhan dunia industri, baik dari segi keterampilan maupun kompetensi lainnya,” ungkap Towaf.
Di sisi lain, upaya Pemprov Jateng dalam mendorong investasi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng mencatat pertumbuhan investasi pada semester pertama tahun 2024 mencapai Rp33,17 triliun, menciptakan 30.781 proyek dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 196.387 orang. Industri padat karya yang lebih banyak berkembang di Jateng, seperti industri barang dari kulit, alas kaki, mesin, tekstil, dan elektronik, menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
“Di Jateng, industri lebih banyak didominasi oleh industri padat karya, yang menyerap banyak tenaga kerja, berbeda dengan Jawa Barat dan DKI Jakarta yang lebih banyak industri padat modal. Pertumbuhan investasi di Jateng meningkat signifikan, terutama dari sektor Penanaman Modal Asing (PMA) yang didominasi oleh negara-negara seperti Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, dan RRC China,” jelas Nency Widya Rahayu, Sekretaris DPMPTSP Jateng.
Kawasan Industri Terpadu Batang
Salah satu contoh sukses investasi di Jateng adalah Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Juli 2024. Kawasan industri seluas 4.300 hektar ini menjadi pusat perhatian investor dan diproyeksikan dapat menyerap 250.000 tenaga kerja dalam sepuluh tahun ke depan. Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menyampaikan bahwa pembangunan KITB merupakan langkah strategis Pemprov Jateng dalam menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat.“KITB ini menjadi daya ungkit investasi di Jateng, yang pada gilirannya akan menekan angka pengangguran di provinsi ini. Sejak awal, kami telah berkomitmen untuk terus mengembangkan kawasan industri di berbagai wilayah di Jateng, termasuk di Kendal, Kabupaten Semarang, Demak, Brebes, dan Cilacap,” ujar Nana.
Selain pengembangan kawasan industri, Pemprov Jateng juga terus meningkatkan fasilitas pendidikan vokasi untuk mendukung kebutuhan tenaga kerja terampil di industri. Pj Gubernur Nana Sudjana baru-baru ini mengecek langsung progres pembangunan ruang praktek siswa di SMK Negeri 9 Solo, yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp3,6 miliar. Nana juga memberikan bantuan untuk sejumlah SLB, SMK, dan SMA Negeri di Jateng berupa mabelair, smart classroom, dan peralatan institusional kejuruan, yang bersumber dari APBD Jateng.
“Peningkatan pendidikan vokasi menjadi salah satu prioritas kami, seiring dengan banyaknya perusahaan dalam dan luar negeri yang menanamkan investasinya di Jateng. Perusahaan-perusahaan tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja terampil, dan pendidikan vokasi yang kami kembangkan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ini,” tambah Nana.
Dalam upaya penurunan angka kemiskinan, Pemprov Jateng juga mencatat pencapaian positif. Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Jateng mengalami penurunan dari 10,77% pada Maret 2023 menjadi 10,47 persen pada Maret 2024. Ini menunjukkan bahwa strategi pembangunan yang inklusif, dengan melibatkan sektor pendidikan, industri, dan investasi, mampu memberikan dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dengan pencapaian ini, Pemprov Jateng optimistis dapat terus meningkatkan daya saing daerah, menarik lebih banyak investasi, membuka lapangan kerja baru, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Nana Sudjana menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat, yang bersama-sama berupaya memajukan Jawa Tengah.
“Kami akan terus berupaya lebih keras untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan di Jateng. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, kami yakin Jateng akan semakin maju dan sejahtera,” pungkas Nana.