Harianjogja.com, JOGJA-Memperingati HUT Jogja ke-258, Harianjogja.com, menghimpun sejumlah suara akar rumput. Berikut kritikan, saran maupun tanggapan dari warga.
Maryoto, warga yang turut aktif menyiapkan Merti Tumpeng Rombyong di kampung Wisata Brontokusuman mengungkapkan kekecewaannya terhadap orang nomor satu di Kota Jogja, Haryadi Suyuti.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Selain menyoroti kemacetan, Maryoto menyesalkan lahan persawahan yang kini telah menjadi perumahan. Tak cuma itu, Pemkot lebih mengupayakan lagi kebersihan sungai di kota.
“Bisa dengan mengusahakan pembersihan sungai mulai dari hulu,” tuturnya.
Ia juga melihat, kinerja Haryadi nampak menurun, saat program sepeda untuk sekolah dan bekerja atau Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe (Sego Segawe) tak lagi seramai dulu. Wilayah balaikota yang pada Jumat bisa diisi dengan pegawai Pemkot bersepeda, kini hanya kenangan.
“Saya berdoa ia [Haryadi Suyuti] bisa membawa Kota Jogja lebih baik lagi. Kalau kondisi Kota Jogja seperti ini, kemudian Pemkot mengatakan ada persoalan anggaran, dan lain-lain, jangan dijadikan alasan, saya tahu mereka seharusnya bisa mengatasinya,” harapnya.
Fani, asli Bogor yang kuliah di Jurusan Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) juga merasakan bahwa kemacetan dan kepadatan penduduk adalah tantangan Kota Jogja di masa sekarang, untuk mempertahankan predikat kota yang nyaman dihuni. Meski begitu Fani menyebut Kota Jogja kuat dalam hal pelestarian budaya.
“Terlihat dari banyaknya acara-acara atau pergelaran yang bertemakan seni dan budaya, diselenggarakan di Kota Jogja,” katanya.