Hujan sudah turun di wilayah Gunungkidul, namun permintaan bantuan air masih tetap tinggi
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Permintaan bantuan air bersih masih tinggi, meski hujan sudah mulai turun di sejumlah wilayah Gunungkidul. Tingginya permintaan membuat anggaran penyaluran di beberapa kecamatan telah habis dan terpaksa meminta bantuan ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Beberapa kecamatan yang terpaksa meminta bantuan antara lain, Kecamatan Panggang, Tepus, Rongkop dan Girisubo. Camat Panggang Agustinus Gunawan mengatakan, meski hujan sudah mulai turun, permintaan air bersih di Panggang tetap tinggi.
Kondisi ini berdampak terhadap anggaran penyaluran air bersih milik kecamatan. Sejak beberapa waktu lalu, Gunawan mengaku sudah meminta Dinsosnakertrans untuk membantu dalam penyaluran air ke masyarakat.
“Dana kami sudah habis. Untuk itu, kami meminta bantuan ke dinas,” katanya saat dihubungi Harian Jogja, Kamis (26/11/2015).
Dia menerangkan, hampir seluruh di wilayah Panggang mengalami kekeringan. Total dari enam desa yang ada, terdapat 35 dusun yang mengalami kesulitan air bersih.
“Saya hanya bisa berharap. Mudah-mudahan hujan yang turun cepat merata sehingga bantuan air perlahan-lahan bisa dikurangi,” ujarnya.
Kepala Bidang Sosial, Dinsosnakertrans Gunungkidul Chirstina Suyatmiyatun membenarkan ada empat kecamatan yang meminta bantuan penyaluran air. Bantuan tersebut dilakukan, karena di Kecamatan Rongkop, Girisubo, Tepus dan Panggang telah kehabisan anggaran untuk dropping.
“Sudah kita cek ke lapangan. Untuk itu, bantuan air bersih langsung kami tangani dengan menggunakan tujuh armada yang dimiliki,” kata Atun, kemarin.
Hujan yang turun akhir-akhir ini sudah mulai ada manfaatnya. Meski di beberapa kecamatan masih terus minta bantuan, untuk Kecamatan Nglipar dan Ngawen sudah dihentikan. Alasan penghentian karena kebutuhan air di sana sudah bisa tercukupi seiring turunnya hujan.
“Anggaran dropping yang digunakan sudah mencapai Rp600 juta. Untuk saat ini, kami tidak khawatir karena masih ada alokasi dana penyaluran dari APBD Perubahan,” ungkap Kabid Sosial.
Melihat kondisi sekarang, Atun optimistis sisa anggaran yang ada mencukupi untuk bantuan hingga akhir tahun ini. Nantinya kalau ada sisa anggaran maka akan dikembalikan ke kas daerah. “Penyalurannya sangat situasional. Nanti kalau masih ada sisa anggaran akan kami kembalikan,” katanya lagi.