Harianjogja.com, JOGJA- Pembangunan Hotel yang tidak terkendali di wilayah Kota Jogja memicu sejumlah dampak buruk.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Jogja Edy Muhammad tak mengelak kemacetan kota terancam, baik karena pembangunan hotel baru atau pengembangan hotel.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Tapi menurutnya, itu terlepas dari pengaturan tata ruang wilayah. Menurutnya, kemacetan terjadi justru sebagai dampak keberhasilan promosi wisata.
"Permasalahan kemacetan berbeda dengan apa yang diatur dalam Perda Tata Ruang. Berkaitan dengan kepadatan, itu konsekuensi dari keberhasilan promosi pariwisata," kata dia, Jumat (21/3/2014).
Solusi yang memungkinkan untuk mengatasi kemacetan, lanjut dia, adalah dengan pengkajian jangka pendek simpang- simpang jalan yang masih memungkinkan dimaksimalkan, seperti simpang di Jalan Timoho, tepatnya di perempatan APMD. Jalan dilebarkan sampai trotoar, sedangkan saluran air ditutup untuk trotoar.
Parkir sistem pool, menurutnya, juga tengah dikaji. Rencananya akan diterapkan tahun ini sekaligus bersamaan pemindahan parkir Alun-alun Utara ke Taman Parkir Ngabean.
Rencananya, XT Square dan terminal Giwangan bakal dijadikan tempat menampung parkir.
Dengan sistem itu, bus nanti hanya akan menurunkan penumpang di tempat tujuan atau menurunkan penumpang di lokasi parkir, dan wisatawan dapat menggunakan layakan bus feeder. "Bus bekas Trans Jogja sangat memungkinkan digunakan untuk layanan bus seperti ini," ujarnya.