GUNUNGKIDUL—Cara unik dilakukan Desa Genjahan dalam menyelenggarakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2013. Untuk memperkenalkan para calon dan mengurangi risiko gesekan selama Pikades, pantia mengarak lima calon berkeliling desa menggunakan kereta kelinci Sabtu (16/3).
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Arak-arakan calon kepala desa itu menurut ketua panitia Pilkades Genjahan, Subranto merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pra Pilkades yang akan digelar Minggu (17/3). Sebelumnya, seluruh kandidat sudah mengikuti deklarasi damai dan dialog publik yang digelar di Balaidesa Genjahan.
Dalam deklarasi damai itu, Subranto menjelaskan, kelima kandidat menyatakan siap menang dan kalah. Mereka yang kalah harus berlapang dada dan yang menang tidak boleh mabuk kemenangan.
Selain itu, mereka juga sudah menjalani dialog publik dengan menjawab pertanyaan yang diajukan warga sekaligus menyampaikan orasi kampanyenya. Acara dilanjutkan dengan kampanye keliling desa secara bersama-sama dengan kereta kelinci. “Sekarang Pilkades diserahkan pada masyarakat, jadi supaya semua berjalan dengan tertib dan lancar kami adakan berbagai kegiatan semacam ini,” kata Subranto.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa Genjahan Joko Junaidi mengatakan, pihaknya mendukung positif upaya yang dilakukan panitia. Menurutnya, Pilkades lebih sensitif dibandingkan dengan Pemilu ataupun Pilkada.
Joko menjelaskan, dalam Pilkades, para kandidat, tim sukses, hingga para pendukungnya adalah tetangga sendiri dan mereka saling mengenal. Bila tidak hati-hati, persinggungan semakin mudah terjadi.
Apalagi mereka dapat dengan mudah bertemu setiap hari. Ini berbeda dengan Pemilu maupun Pilkada yang cakupannya luas sehingga para pendukung kandidat tidak mudah bertemu. “Karena cakupannya kecil, harus ada upaya menetralkan bila ada singgungan antarkelompok,” ujarnya.