Harianjogja.com, SLEMAN--Gerakan Pangan Aman (GPA) yang dicetuskan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Fakultas Teknologi Pertanian melakukan penelitian terhadap 100 pedagang bakso.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Hasilnya, tak ada satupun yang positif mengandung formalin, borak, zat pewarna berbahaya dan daging tikus.
“Sampel pedagang bakso yang kami teliti lokasinya ada di Sleman dan Kota Jogja. Kami memilih pedagang bakso yang paling laris dan rame. Hasilnya semuanya aman. daging sapi yang dipakai benar-benar daging sapi,” jelas Ketua Kagama FTP, Saiful Rochdyanto di sela-sela Gebyar Mie Ayam Bakso Aman di Auditorium FTP UGM, Rabu (27/9/2017).
Ia mengatakan penelitian mulai dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus dan tanpa sepengatahuan pedagang sama sekali. Tim yang diterjunkan di lapangan membeli sebungkus bakso pada tempat yang sesuai kriteria dan setelah itu langsung diadakan pengujian.
Saiful menyebut, sebenarnya untuk pengujian makanan adalah tugas instansi pemerintah seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)., namun pihaknya tetap ingin mengedukasi masyarakat.
“Kami lebih ke gerakan moral untuk membantu mengedukasi masyarakat dan mencari tahu apakah pedagang bakso sudah memproduksi pangannya dengan baik atau belum.”
Untuk pedagang bakso yang sudah dinyatakan bebas dari bahan berbahaya, GPA Kagama FTP, sambungnya langsung memberikan sertifikat dan stiker Produk Pangan Aman. Dengan keberadaan stiker tersebut, ia berharap masyarakat bisa menggunakannya sebagai referensi dalam menentukkan pilihan.
Ketua GPA Kagama FTP, Profesor Endang Sutrisnawati Rahayu menambahkan, pihaknya memilih bakso karena panganan asal Tiongkok itu adalah salah satu makanan paling populer di kalangan masyarakat Indonesia. Isu bakso yang mengandung borak dan mie berformalin, katanya, juga isu yang sering berhembus, karena itu perlu langkah edukasi.
Namun meski demikian, ia melihat permasalahan pangan aman tidak hanya ada di bakso, tapi dibanyak produk makanan, “Utamanya jajanan anak SD yang warna warni itu. kalau untuk jajanan anak anak akan kami koordinasikan dulu dengan instansi daerah,” tutupnya.