regional
Langganan

HARI BATIK NASIONAL : Saatnya Batik Jogja Mendunia - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Sabtu, 3 Oktober 2015 - 18:20 WIB

ESPOS.ID - Siswa SD Kanisius Kadirojo membatik kain dalam rangka Hari Olah Raga Nasional, Hari Ozon, dan Hari Aksara, Rabu (9/9/2015). (Harian Jogja-Bernadheta Dian Saraswati)

Hari batik nasional, batik Jogja menghadapi serbuan batik printing dan sulitnya mengurus hak paten.

Harianregional.com, JOGJA—Batik Jogja mendunia, ditandai dengan meningkatnya ekspor. Namun, tantangan bagi eksistensi batik tidak kecil.

Advertisement

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindag UKM) DIY, Kadarmanta Baskoro Aji, mengatakan nilai ekspor batik Jogja melonjak. Pada 2014 lalu, nilai ekspor batik US$6,5 juta atau sekitar Rp95,8 miliar.

“Tahun ini sampai Agustus, meningkat hampir dua kali lipat menjadi US$11,6 juta [setara Rp170,9 miliar],” kata Aji seusai pembukaan Festival Jogja Kota Batik Dunia di Pagelaran Kraton, Jumat (2/10/2015).

Sasaran penjualan batik Jogja ke luar negeri meliputi Jerman, Belanda, Thailand, dan Jepang. Sebagian ekspor batik merupakan pakaian jadi yang diminta langsung dari negara luar. Sebagian lainnya inisiatif UKM membuka pintu ekspor.

Advertisement

Di tengah tekanan dolar Amerika Serikat terhadap rupiah, bisnis batik Jogja tak terpengaruh. Alasannya, kata Aji, perajin batik sudah mulai menggunakan bahan baku lokal seperti pewarna alami. Beberapa pewarna alami yang digunakan meliputi daun indigofera, kayu tegeran, kulit jalawe, kakao, cangkang kelapa sawit, rumput laut, dan soga.

Menurutnya, peningkatan ekspor batik Jogja turut dipengaruhi penetapan DIY menjadi Kota Batik Dunia oleh World Craft Council pada Oktober tahun lalu di Dongyan, Tiongkok.

“Meski di DIY belum terlihat gemanya, tapi di luar negeri, Jogja sudah diketahui sebagai pusat batik,” kata dia.

Advertisement

Upaya menggemakan batik di DIY telah dilakukan melalui pelatihan membatik tiap tahun untuk 400 orang. Batik juga menjadi mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah, kegiatan ekstrakurikuler batik, lomba membatik, lomba mendesain motif batik khas Jogja. Motif klasik batik Jogja meliputi wahyu temurun, parang (parang rusa, parangresit), truntum, kawung, sidoluhur, sidomukti, semen. Motif itu paling mudah diketahui karena sering dipakai dalam acara-acara adat. Di luar itu banyak motif lainnya hasil inovasi seperti motif teratai, belalang, Gunung Merapi, Tugu, sampai motif Jogja Istimewa.

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif