regional
Langganan

HARGA BERAS MEROKET : Bantul Prediksi Pertengahan Maret Turun - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Jibi Harian Jogja Antara  - Espos.id Jogja  -  Senin, 9 Maret 2015 - 21:40 WIB

ESPOS.ID - Petani memanggul beras hasil panen di daerah Ngemplak, Boyolali, beberapa waktu lalu. Meski jumlah orang yang mengalami kelaparan di dunia menurun menurut perhitungan badan pangan dan pertanian PBB, FAO, namun meningkatnya harga pangan bisa memperlambat upaya mengatasi kelaparan. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Harga beras meroket, diperkirakan harga mulai landai pada pertengahan Maret.

Harianregional.com, BANTUL - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul memperkirakan harga beras di pasaran setempat berangsur turun mulai pertengahan Maret.

Advertisement

"Mulai pertengahan Maret ini perkiraan saya (harga beras) sudah turun, itu karena petani padi di daerah selatan dan Bantul tengah mulai panen," kata Kepala Disperindagkop Bantul, Sulistyanto, Sabtu (7/3/2015).

Menurut dia, sesuai hukum pasar bahwa harga kebutuhan pokok akan turun ketika pasokan komoditas tersebut melimpah, namun ketika stok barang tersebut terbatas di pasaran maka harga relatif tinggi.

"Panen raya padi di Bantul sekitar minggu kedua sampai akhir bulan, saat ini di daerah selatan sudah mulai panen tapi belum banyak, namun kalau akhir Maret nanti di utara dan tengah sudah panen," katanya.

Advertisement

Ia mengatakan, hingga akhir Maret sampai April nanti diperkirakan harga beras sudah normal atau pada posisi saat sebelum harga mengalami kenaikan yakni sekitar Rp8.000 sampai Rp8.500 per kilogram.

"Kalau saat ini masih di atas Rp9.000 sampai Rp10.000 per kilogram, kalau akhir bulan nanti saya yakin harga kembali sekitar Rp8.000 sampai Rp8.500 per kilogram, apalagi raskin (beras untuk rakyat miskin) pada April juga ada," katanya.

Sementara itu, terkait upaya untuk menekan harga beras di pasaran, ia mengatakan sampai saat ini belum ada rencana menekan harga komoditas pangan tersebut, karena menurutnya kondisi tersebut justru menguntungkan petani yang sedang panen.

Advertisement

"Kalau untuk menekan harga di pasar tidak ada tujuan itu, karena di sisi lain kami ingin melindungi petani dengan harga yang baik, biarlah mekanisme pasar yang mengaturnya sendiri," katanya.

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif