Harianjogja.com, KULONPROGO- Meski tarif bahan bakar minyak (BBM) diturunkan, tarif angkutan umum masih bertahan di harga sebelumnya.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Para supir angkutan umum masih enggan turunkan tarif meski harga BBM turun sejak Selasa(5/1/2016) lalu. Selain penurunan tarif BBM yang dianggap tak terlalu signifikan, makin menurunnya jumlah pengguna angkutan dijadikan alasan. Jika tarif harus diturunkan, angkutan umum dikhawatirkan akan semakin merugi.
“Tarifnya nggak turun, lagian gak banyak turunnya kecuali nanti ada perintah dari Dishub[Dinas Perhubungan],” jelas Seno, supir angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) Wates-Jogja, di Terminal Wates, pada Kamis (7/1/2016).
Ia masih menetapkan harga yang sama untuk trayek Wates-Jogja yakni Rp8.000. Ia juga menambahkan jika jumlah penumpang yang menggunakan angkutannya hanya berkisar 10 orang sekali jalan.
“Kalau [tarif] harus diturunkan, ya, mati angkutannya,” jelas Seno.
Meski berat hati, namun ia menyatakan akan menyesuaikan tarif jika ada perintah dari Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informatika (Dishubkominfo) setempat. Tarif yang terus bertahan ini juga berlaku pada angkutan pedesaan (angkudes). Sampai saat ini, pengguna AKDP dan angkudes lebih banyak didominasi oleh siswa sekolah.
Jenis angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) juga tidak berencana menurunkan tarif dengan alasan yang nyaris serupa. “Kayaknya nggak bakal turun, turunnya [harga BBM] juga tidak banyak,” jelas Agus Suprapto, petugas agen PO Sumber Alam, Wates. Menurutnya, penurunan hanya akan dilakukan jika ada keputusan dari perusahaan.