Harga BBM turun tetapi tarif angkutan umum di DIY tak dapat ikut turun.
Harianjogja.com, JOGJA-Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY Agus Adriyanto menyatakan, tarif angkutan umum di wilayah DIY tidak akan turun meski sudah ada penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Menurut Agus, kenaikan tarif angkutan umum tidak hanya dihitung dari item BBM, namun beberapa komponen lain menjadi pertimbangan, seperti harga sparepark dan melemahnya rupiah.
"Maka saya sudah tegaskan tarif sekarang tetap digunakan," kata Agus saat ditemui di kantornya di Jalan Brigjen Katamso, Jogja, Jumat (2/1/2015)
Diketahui, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan menurunkan harga BBM jenis premium dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liter dan solar Rp7.250 dari harga Rp7.500 per liter. Harga baru BBM bersubsidi tersebut berlaku sejak 1 Januari kemarin.
Agus mengungkapkan, angkutan umum yang tercatat di DIY ada 800 bus pariwisata, 558 bus angkutan kota dalam provinsi (AKDP), 440 angkutan kota antar provinsi (AKAP), 281 angkutan kota (Angkota), 74 angkutan Trans Jogja, dan 1000 taksi. Dari semua angkutan umum tersebut sebagian besar menggunakan solar.
"Yang menggunakan premium hanya taksi," ujar Agus
Agus yang juga sebagai bos Perusahaan Otobus (PO) Langen Mulyo menambahkan, saat ini perusahaan otobus dan angkutan kota tengah lesu karena banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi.
Organda DIY sudah berupaya meminta kepada pemerintah agar ada pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi. Selain itu, Organda DIY juga, lanjut Agus, berupaya mempertahankan kenyamanan dan keamanan penumpang agar masyarakat tetap menggunakan kendaraan umum.
"Saat ini kita hanya memanfaatkan waktu liburan saja sehingga ada peningkatan penumpang," ucap Agus. Selama libur Natal dan tahun baru kali ini angkutan AKAP naik sampai 30 persen, terutama jurusan ke arah Jakarta dan sekitarnya.