Esposin, MADIUN -- Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun menyiagakan 400 personel untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bencana hidrometeorologi akan terjadi di Jawa Timur, termasuk Kota Madiun. Pemkot Madiun mengantisipasi bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Bencana hidrometeorologi ini ditandai dengan hujan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir. “BMKG sudah menyampaikan akan ada hujan lebat. Bahkan, disertai angin dan petir. Untuk itu, kami juga harus siap. Petugas kami turunkan untuk melakukan langkah-langkah antisipasi,” kata Wali Kota Madiun, Maidi, seusai Apel Kesiapsiagaan Bencana di Ngrowo Bening, Rabu (27/10/2021).
Baca Juga : Kasus Korupsi Honor THL PDAM, Dirut Tak Tahu Baru 3 Bulan Menjabat
Dia menuturkan 70% pohon tua telah dipangkas. Ketinggian pohon tidak lebih dari tujuh meter. Itu untuk mengantisipasi pohon tumbang. Pembangunan talut di sejumlah aliran sungai, kata Maidi, juga dikebut. Dia mengimbau masyarakat tidak membuang sampah sembarangan karena sampah kerap menjadi penyebab banjir di sejumlah titik.
“Ada 400 personel yang dilibatkan dalam kesiapsiagaan bencana ini. Petugas kami siapkan. Peralatan dan infrastruktur kami lengkapi. Masyarakat juga harus kami imbau agar ikut menjaga lingkungan,” jelas dia.
Baca Juga : Terungkap! Janda Madiun Meninggal di Rumah karena Luka Benda Tumpul
Maidi menyebut titik rawan banjir di kotanya berada di daerah timur dan utara. Hal ini karena sungai di daerah itu mendapatkan kiriman air dari Gunung Wilis dan Ponorogo. Sedangkan di tengah kota, dia menjamin Jalan Pahlawan tidak akan banjir seperti dua tahun lalu. “Di bawah itu sudah dipasang box culvert. Jadi aman. Semoga dari atas airnya tidak langsung bablas ke bawah,” ungkapnya.