Esposin, SEMARANG — Ketua DPW PKB Jawa Tengah (Jateng) KH. Muhammad Yusuf Chudlori atau karib disapa Gus Yusuf dilantik menjadi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng ditengah perseteruan elite PBNU dengan PKB.
Upacara dan prosesi pelantik pengurus PWNU periode 2024-2029 dilaksanakan di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Kota Semarang, pada Sabtu (3/8/2024).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Gus Yusuf tampak hadir dan terlihat mengenakkan kemeja putih serta memakai sarung bermotif polos.
Pelatikan PWNU Jateng itu juga turut dihadiri Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya,
Sekretaris PBNU Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul, Mustasyar PBNU K.H Mustofa Bisri alias Gus Mus serta sejumlah pejabat Provinsi Jateng.
Menariknya, ditengah perseturan antar elite PBNU-PKB. Gus Yusuf yang merupakan kader PKB turut dilantik dan diberi amanah sebagai A’awan PWNU Jateng.
Sekadar informasi jabatan A’awan merupakan bagian dari syuriah yang bertugas membantu rais, yang terdiri dari ulama terpandang.
Gus Yusuf turut dibaiat bersama ratusan kiain NU lainnya. Bahkan prosesi baiat PWNU Jateng dipimpin Gus Ipul. Selepas prosesi baiat selesai, para pengurus baru itu disalami oleh sejumlah tamu undangan.
Selain itu, Gus Yusuf juga terlihat berbincang-bincang dengan sejumlah tokoh politik yang kebetulan diundang diantaranya Ketua DPD Partai Gerindra Sudaryono hingga mantan Wakil Gubernur Jateng Gus Yasin.
Kebetulan proses pelantikan PWNU Jateng berbarengan dengan memanasnya hubungan PBNU dan PKB.
Perseteruan mereka bermula dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang mendorong pembentukan panitia khusus di DPR terkait Hak Angket Haji 2024.
Diketahui Pansus yang dibentuk Cak Imin itu ditugaskan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran penyelenggaran ibadah haji.
Terutama perihal distribusi kouta tambahan haji. Secara otomatis Pansus Haji ini menyelidiki kinerja Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang tak lain adik kandung Gus Yahya.
Tak berselang lama setelah pembentukan Pansus Haji. PBNU secara tiba-tiba membentuk tim lima atau semacam panitia khusus tentang PKB.
Panitia ini memiliki tugas untuk meluruskan sejarah PKB yang dinilai sudah melenceng. Lewat panitia khusus tersebut, PBNU ingin merebut dan mengembalikkan PKB ke pemilik sahnya yakni PBNU.