Esposin, GUNUNGKIDUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menerima laporan tiga kapanewon (kecamatan) dengan ribuan keluarga mulai merasakan kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki, mengungkapkan tiga kapanewon yang mengalami kesulitan itu yakni Tepus, Saptosari, dan Panggang.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Sebenarnya masih ada lagi, seperti Kapanewon Girisubo kemarin, tetapi mereka tarik lagi datanya karena mau diperbarui. Lalu ada Semin, Rongkop, tetapi mereka baru secara lisan. Kemungkinan masih terus bertambah,” ucap Edy, Kamis (3/6/2021).
Edy mengungkapkan sudah hampir satu bulan ini Gunungkidul tidak diguyur hujan. Kesulitan mendapatkan air pun mulai dirasakan masyarakat di beberapa kepanewon. Untuk mencukupi kebutuhan air, masyarakat biasanya membeli dengan mobil tangki air yang berukuran 5 meter kubik seharga Rp120.000 - Rp200.000.
Anggaran Penanggulangan Kekeringan
Dia mengatakan anggaran yang disiapkan untuk penanggulangan kekeringan tahun ini Rp700 juta jika dikonversi menjadi 2.200 tangki. Diharapkan anggaran tersebut bisa mencukupi kebutuhan.“Kapanewon itu beberapa juga punya anggaran untuk menangani kekeringan ini, tetapi saya kurang tahu besarannya. Harapannya bisa membantu juga itu, yang tidak bisa terjangkau kami,” ucapnya.
Panewu Panggang, Winarno, mengungkapkan daerahnya memang mulai mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Setidaknya ada enam kalurahan yang dilaporkan ke BPBD Gunungkidul. “Sudah mulai kekeringan, tetapi memang belum parah. Mulai akhir-akhir ini kesulitan air, sementara mandiri beli sendiri,” ucap Winarno.
Baca Juga: Diduga Saling Tantang di Medsos, Pemuda Jogja Tewas Dikeroyok di Pasar
Dia mengharapkan untuk sementara waktu dapat bantuan dari BPBD Gunungkidul, untuk mengatasi kekeringan yang terjadi, karena dimungkinkan untuk anggaran kapanewon baru dapat digunakan Agustus,