Esposin, SLEMAN -- Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar hingga 15 kali dengan dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter pada Selasa (2/5/2023) pagi. Guguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Hal itu berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB. Selama periode pengamatan itu, Gunung Merapi mengalami 36 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-22 mm selama 21.04-143.32 detik dan satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 7 mm selama 6.44 detik.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah Merapi. Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.
Pada periode pengamatan Senin (1/5/2023) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi juga tercatat 59 kali meluncurkan guguran lava dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter ke arah Kali Bebeng dan Kali Boyong.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengatakan analisis morfologi berdasarkan laporan 21-27 April 2023, menunjukkan perubahan morfologi yang terjadi pada kubah barat daya akibat adanya guguran lava.
"Untuk kubah tengah tidak ada perubahan yang signifikan," ujar dia seperti dikutip dari Antara, Selasa.
Sementara itu, volume kubah barat daya Merapi berdasarkan foto udara pada 13 Maret 2023 terhitung sebesar 1.686.200 meter kubik dan untuk kubah tengah sebesar 2.312.100 meter kubik.