Esposin, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, geram setelah mendengar pengakuan seorang siswi SMK negeri di Kabupaten Rembang, yang diminta untuk membayar infak oleh pihak sekolahnya. Menurutnya, infak yang diminta dibayarkan oleh pihak sekolah itu merupakan bentuk pungutan liar (pungli) yang dilakukan sekolah negeri kepada siswa.
Pungli yang dialami siswi SMK negeri di Rembang itu diketahui Ganjar saat berdialog dengan para siswi itu di Pendapa Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023). Dialog ini pun diunggah Ganjar di akun Instagram pribadinya dan mendapat berbagai respons dari warganet.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Dialog itu bermula saat Ganjar bertanya kepada salah satu siswi di mana ia bersekolah. “Saya asal sekolah dari SMK Negeri 1 Sale,” kata siswi berkerudung itu.
Kemudian, Ganjar bertanya apakah ia bayar sekolah dan siswi itu pun mengiyakan. Bahkan siswi itu mengaku jika dirinya diminta membayar uang gedung setiap tahun ajaran baru. Uang gedung itu pun dinamakan dengan infak.
“Bayar untuk uang gedung,” jawab siswi itu lagi
“Hah? SMK Negeri?” tanya Ganjar kaget.
“Infak,” ucap gadis itu lagi.
“Infaknya berapa?,” tanya Ganjar lagi.
“Setiap naik kelas beda. Terakhir Rp300.000," jawab siswi SMK negeri di Rembang itu.
Dilarang
Mendengar jawaban tersebut, Ganjar pun marah. Ia menegaskan sekolah negeri tidak boleh memunguti biaya sepeser pun kepada siswa dalam bentuk apa pun.“Ini ciri-ciri kepala sekolahe bar iki masalah karo gubernure [Ini ciri-ciri kepala sekolahnya setelah ini bermasalah sama gubernurnya]. Ini ‘kreativitas sekolah’. Sudah kita larang. Tidak boleh ada pungutan, ngeyel. ‘Oh ini bukan pungutan Pak Gubernur, infak’. Saya pastikan suruh kembalikan. Kalau tidak, kepala sekolahnya yang suruh berhenti jadi kepala sekolah,” tegas Ganjar.
Ganjar mengaku senang mendengar kejujuran siswa tersebut. Menurutnya, kejujuran dan keberanian siswa tersebut harus dihargai dan diapresiasi.
“Nah ini masih ketahuan. Saya senang sekali karena ada siswa yang mau mengaku. Bayar enggak sekolahnya, dua sekolah mengatakan tidak, hanya beli seragam. Its ok, beli seragam. Yang satu, enggak bayar tapi membayar gedung. Masak membayar sih? Infak Pak,” ucap Ganjar melalui keterangan tertulis.
Ganjar menegaskan, dirinya langsung mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan itu. Ganjar juga akan menghubungi pihak sekolah agar tidak ada lagi kasus semacam ini.
“Jadi kelakuan sekolah yang mengatasnamakan atau mengganti dengan istilah lain, pungutan enggak, bayar enggak, dan diganti infak, menurut saya sama saja. Nanti akan saya selesaikan setelah ini. Langsung saya telepon habis ini,” tandasnya.
View this post on Instagram