Esposin, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengakui hingga saat ini masih ada 10 perusahaan yang membuang limbah ke aliran Sungai Bengawan Solo. Pihaknya akan memidanakan yang masih membandel.
Ganjar pun meminta Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo untuk menindaklanjuti permasalahan itu.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Hal itu dikarenakan ke-10 perusahaan itu sudah mendapat kesempatan selama satu tahun terakhir untuk memperbaiki instalansi pengelolaan air limbah (IPAL). Mereka juga berjanji tidak lagi membuang limbah di Bengawan Solo.
Baca juga: Tampil di Apel Kokam Jateng, Din Syamsuddin Emoh Dikutip Pers
Ganjar mengatakan adanya 10 perusahaan yang masih mencemari aliran Bengawan Solo dengan limbah itu berdasarkan laporan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng.
Kendati demikian, Ganjar tak menyebutkan secara terperinci 10 perusahaan apa saja yang hingga saat ini masih mencemari aliran Sungai Bengawan Solo dengan limbah pabriknya.
“Tadi saya ingatkan yang di Bengawan Solo. Kurang lebih ada 10 perusahaan yang masih ngeyel. Ini sudah kita beri kesempatan 1 tahun kemarin. Maka kita koordinasi dengan pusat agar mereka memperbaiki atau kita pidanakan,” tegas Ganjar saat menggelar Rapat Koordinasi Kebencanaan di kantornya, Selasa (16/2/2021).
Baca juga: DLHK Jateng: Bengawan Solo Tercemar Limbah Alkohol, Batik, dan Peternakan Babi
Ganjar berharap para pengusaha itu konsisten dengan janjinya untuk tidak lagi membuang limbah ke Bengawan Solo. Ia juga meminta para peternak menjaga aliran Sungai Bengawan Solo bebas dari pembuangan limbah.
“Saya sudah kasih kesempatan, mudah-mudahan para pengusaha yang ada di situ tidak lagi membuang limbah ke Bengawan Solo. Saya ingatkan dengan keras! Termasuk para peternak yang kemarin membuang bangkai ternak atau limbah ke sana,” kata Ganjar.
Baca juga: Konsleting, Rumah Peninggalan Orang Tua di Geyer Ludes Terbakar
Jalan Rusak
Dalam Rapat Koordinasi Kebencanaan itu, Ganjar tidak hanya menyoroti tentang pencemaran limbah di Bengawan Solo. Ia juga menyoroti tentang kondisi banyaknya jalan yang rusak di Jateng.Untuk penanganan jalan rusak, terutama selama cuaca ekstrem, Ganjar pun mempertanyakannya kepada Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VII Jateng-DIY.
“Jadi nanti area-area tertentu saya minta untuk mendapatkan perhatian, seperti di Kaligawe Semarang, Genuk sampai Sayung [Demak]. Kemudian Pekalongan. Mana yang belum beres? Terus kemudian ada Kudus, Pati, ini daerah yang menjadi perhatian di wilayah pantura,” tuturnya.