SLEMAN—Sejumlah warga lereng Merapi yang memiliki anak balita merasa bantuan yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Salah satu warga Argomulyo Cangkringan yang enggan disebut namanya mengatakan, pemberian bantuan untuk balita, lansia, dan sejenisnya tidak tepat sasaran.
"Seharusnya pembagian langsung saat pertemuan rutin, bukan dititipkan melalui kelompok tertentu karena yang membutuhkan jadi tidak kebagian," ujar perempuan yang pernah menjadi kader posyandu tersebut kepada Harian Jogja, Jumat (28/9).
Meski begitu, Puskesmas Cangkringan, Sleman mengklaim angka gizi buruk di wilayahnya sangat rendah dan tertangani dengan baik. Berdasarkan catatan puskesmas tersebut, pada 2012 hanya 12 dari 2.400-an balita di Cangkringan yang termasuk kategori gizi buruk berdasarkan ukuran yang ditetapkan WH0 sejak 2005. Angka ini menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebanyak 18 balita.
Salah satu petugas Puskesmas Cangkringan, Wantri, mengatakan, angka gizi buruk di Cangkringan relatif kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah balita. Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya menangani dan mengantisipasi terjadinya gizi buruk melalui pantauan di 77 posyandu dan pemberian tambahan makanan.
"Secara berkala kami memberikan tambahan makanan kepada warga yang memiliki balita saat posyandu," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Cangkringan.(ali)