Gerakan Tanam Cabai digelar di DIY
Harianjogja.com, JOGJA—Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Provinsi DIY melakukan kerjasama dengan Penggerak PKK DIY untuk melakukan pendampingan inovasi pertanian di DIY.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Penandatanganan MOU tersebut terkait pendampingan gerakan tanam cabai nasional juga dengan penyerahan 25.000 batang bibit cabai di Kantor Sekretariat Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kompleks Kepatihan, Danurejan, Jogja, Senin (30/1/2017).
Kepala BPTP Balitbangtan DIY, Joko Pramono mengatakan, pihaknya sebagai UPT kementerian pertanian di DIY berupaya untuk mengimplementasikan arahan menteri pertanian terkait Gerakan tanam cabai (Gertamcabe) tersebut.
Arahan tersebut berupa arahan pemanfaatan lahan dengan tanaman sayuran terutama cabai dan bawang merah.
“Bibit cabai sebanyak 25.000 batang tersebut akan diserahkan secara bertahap kepada tim penggerak PKK DIY dan ditargetkan selesai diserahkan pada Februari 2017 mendatang,” ujarnya.
Gertamcabe menjadi salah satu langkah yang diambil sebagai upaya pemerintah untuk mengajak masyarakat menanam cabai agar dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sehingga, ketika terjadi fenomena kenaikan harga cabai seperti beberapa waktu terakhir tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
Sebelumnya, Kementerian Petanian bergerak cepat mencari solusi atas fenomena melonjaknya harga cabai beberapa waktu terakhir. Yakni dengan mencanangkan Gerakan Nasional Penanaman 50 juta tanaman cabai pada November 2016 lalu.
Untuk menyukseskan gerakan tersebut Kementerian melibatkan Tim Penggerak PKK Pusat dan Daerah untuk menerima bibit yang telah disiapkan secara gratis.
GKBRAA Paku Alam sebagai Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK DIY mengatakan dengan adanya gerakan tersebut menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup. Melalui pendampingan dan pengawalan, maka proses pengembangan inovasi teknologi pertanian dapat dilakukan dengan baik di lahan pekarangan DIY.
Dilanjutkannya, bahwa selama ini memang telah banyak yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) namun penguasaan terhadap teknologi pertanian masih perlu terus ditingkatkan.
“Nah, tanpa adanya pendampingan saya kuatir kalau benih atau biji cabai itu tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga tidak dapat menghasilkan cabai seperti yang kita harapkan. Untuk itu pendampingan ini dirasa sangat perlu,” kata dia.