by David Kurniawan Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 29 September 2014 - 13:40 WIB
Harianregional.com, GUNUNGKIDUL-Kerja keras Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul dan warga dalam mempersiapkan Gunungsewu sebagai warisan dunia berujung kegagalan. Bagaimana reaksi pihak terkait?
“Kami jelas kecewa. Apalagi, kami juga sudah bekerja dengan semaksimal mungkin,” kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Gunungkidul Supriyadi.
Supriyadi menambahkan sebelum penetapan diumumkan, selama ini pemerintah sudah melakukan berbagai persiapan, mulai pemberian pelatihan kepada masyarakat di kawasan Gunungsewu. Bahkan, miniatur tentang geopark Gunungsewu di perbatasan Gunungkidul dengan Bantul juga sudah dibangun.
“Untuk persiapan, kami juga sudah melakukan studi banding ke Batur, Bali. Tujuannya, untuk mempelajari pengelolaan kawasan geopark di sana. Tapi apa daya, hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap dia.
Dia menegaskan kegagalan tersebut buka hal yang harus diratapi. Sebab, masih ada kesempatan untuk ikut dalam kompetisi itu, syaratnya harus ada pembenahan, karena kompetisi itu masih bisa diikuti di tahun-tahun mendatang.
Supriyadi percaya untuk masuk dalam jaringan geopark dunia butuh perjuangan yang sangat keras.
“Mungkin yang sekarang kita gagal, tapi masih bisa mencobanya di tahun depan. Saya percaya, mereka yang dapat predikat itu pengajuannya tidak hanya sekali, mungkin pengajuannya sampai berkali-kali,” tegas dia.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Sekda Gunungkidul Budi Martono belum bisa dikonfirmasi. Pesan melalui BlackBerry Messenger (BBM) yang dikirim terkait penetapan geopark urung mendapatkan balasan, karena hanya dibaca.
Namun, dari status BBM yang bersangkutan terlihat jelas nada penuh kekecewaan. Sebab, dalam media itu, dia memosting tulisan ‘Berat sekali persyaratan untuk bergabung ke Global Geopark UNESCO’.