Harianjogja.com, JOGJA- Dalam sepekan ini, wilayah DIY diguncang gempa bumi hingga dua kali.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Baca juga : Gempa Bumi, Warga di Jogja Panik dan Berhamburan Keluar Rumah
Gempa terakhir terjadi pada Jumat (18/11/2016) pagi ini. Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa bumi terjadi pada 09:19:29 WIB.
Gempa tersebut berkekuatan 5.3 Skala Richter (SR). Pusat gempa bumi di koordinat 8.87 LS,110.57 BT (93 km barat daya Gunungkidul) di kedalaman 10 Km di bawah permukaan laut.
Sebelumnya, pada Selasa (15/11/2016) gempabumi tektonik mengguncang wilayah pesisir selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pada pukul 19.41.13 WIB dengan kekuatan M=4,7 Skala Richter.
Episenter terletak pada koordinat 8,24 LS dan 109,28 BT, tepatnya di tepi utara cekungan busur muka (fore arc basin) Samudra Hindia pada jarak 64 km arah tenggara Kota Cilacap pada kedalaman 55 km.
Peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wates, Bantul, Yogyakarta, dan Madiun, dalam skala intensitas I SIG BMKG (II MMI). Menurut laporan, di daerah ini guncangan gempa bumi dirasakan dan mengejutkan oleh banyak orang.
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng. Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju sekitar 70 mm/tahun mengalami deformasi di zona transisi Megathrust-Benioff pada kedalaman 55 km hingga memicu terjadinya gempa bumi.