Mas Behi adalah seorang karyawan swasta yang tinggal di Kotagede. Setiap hari dia berangkat dan pulang kerja bareng Jeng Janeth, istrinya, yang juga karyawati. Kebetulan tempat kerja mereka searah.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Sore itu, seperti biasa Mas Behi ngampiri Jeng Janeth untuk pulang ke rumah dengan motor butut kesayangannya. “Dek, kita makan di luar ya?” ajak Mas Behi saat manjemput Jeng Janeth.
“Oke, mas. Kebetulan tadi aku gak beli sayur,” jawab Jeng Janeth mengiyakan. Setelah selesai makan, mereka langsung tancap gas menuju rumah. Sialnya, baru satu kilometer, ndilalah motornya mati mendadak. “Kenopo iki mas motore?” tanya Jeng Janeth.
“Embuh dek, mudun disek yo? Tak ngecek bensine,” jawab Mas Behi.
Jeng janeth pun turun dari boncengan. Mas Behi mengecek bensin dan ternyata bensinnya masih full. Setelah mencoba menstarter lagi, motornya langsung hidup. Tanpa buru-buru, Mas Behi langsung tancap gas sampai tidak nggubris teriakan istrinya.
Setelah sampai di depan rumah, ponsel Mas Behi berbunyi. “Mas, sampeyan niku pripun tho? Aku kok ditinggal, malah muleh dewe, bojone keri, jemput sak iki neng tempat mogok tadi,” ujar Jeng Janeth.
Spontan Mas Behi menoleh. Mak jegagik…! “Lha, bojoku endi?” ungkap Mas Behi langsung tancap gas mbaleni istrinya.
N. Rahma Sapen, Jogja