Harianjogja.com, SLEMAN- Untuk meratakan distribusi gas bersubsidi, Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman mengajukan 30 pangkalan gas baru ke PT Pertamina. Rencananya, penambahan diperuntukkan untuk daerah-daerah pinggiran.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Kepala Seksi Pengembangan Energi Dinas SDAEM Sleman Purwoko Suryatmanto mengatakan, penambahan jumlah pangkalan baru tersebut diutamakan untuk wilayah pinggiran Sleman. Meliputi Prambanan, Turi, Sayegan dan Minggir.
"Sudah kami ajukan penambahan pangkalan baru ke Pertamina. Pengajuan pangkalan baru itu sesuai mapping kebutuhan gas bersubsidi yang kami lakukan," katanya, Rabu (18/5/2016).
Meski telah diajukan, kata Purwoko, sampai saat ini pihaknya masih belum mendapatkan surat balasan persetujuan dari Pertamina. Menurutnya, penambahan pangkalan baru tersebut dilakukan agar persebaran gas bersubsidi dapat lebih merata diterima oleh masyarakat.
"Kalau jumlah pangkalan ditambah, terutama masyarakat di wilayah-wilayah pinggiran, maka penyebaran gas bersubsidi lebih merata. Masyarakat di pelosok mudah mendapatkan gas itu," katanya.
Selain itu, lanjutnya, distribusi gas 3 kg yang dilakukan secara merata diyakini dapat menekan harga eceran gas sesuai harga eceran tertinggi (HET).
Penambahan pangkalan tersebut juga bertujuan untuk memutus mata rantai distribusi gas bersubsidi yang dinilai terlalu panjang. "Kalau penyebarannya merata maka harga jual gas 3kg bisa sesuai ketentuan HET Rp15.500 per tabung," ucap Purwoko.
Di wilayah Sleman sendiri saat ini memiliki 17 agen gas 3kg. Agen-agen tersebut menyuplai stok untuk 1.365 pangkalan. Dijelaskan Purwoko, jumlah pangkalan di tiap-tiap kecamatan berbeda-beda.
Ada kecamatan yang jumlah pangkalannya melebihi kapasitas. Ada juga yang jumlahnya jauh dari kebutuhan. "Kami masih menunggu keputusan penambahan jumlah pangkalan dari Pertamina," tandasnya.