Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Tindakan tidak beradab personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) Lanud Suwondo Medan memicu aksi keprihatinan di berbagai daerah Indonesia, termasuk Semarang. Sebagaimana ramai dikabarkan, para personel TNI AU, termasuk dari Paskhas, di pangkalan udara itu mengeroyok dua wartawan, yakni Array Argus dari Tribun Medan dan Andri Safrin dan MNC TV, Senin (15/8/2016) lalu.
Kedua wartawan tersebut awalnya meliput aksi unjuk rasa warga Sarirejo yang ingin mempertahankan tanah mereka yang ingin dijadikan rusunawa. Namun, tanpa diduga sebelumnya, Array, Andri Safrin, dan beberapa wartawan Medan lainnya mendadak diserang tentara yang mestinya melindungi rakyat Indonesia dari musuh negara itu dengan menggunakan kayu, pentungan, tombak, dan senjata laras panjang.
Sebagian wartawan berhasil menghindar dari tindak keji tentara menarik, memukuli, serta menginjak-injak wartawan yang motabene bagian tak terpisahkan dari warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Malang bagi Array dan Andri Safrin yang menjadi bulan-bulanan warga negara yang dengan pajak rakyat diongkosi melatih fisik dan kecekatan mereka dalam mempertahankan negara.
Merasa mekanisme negara yang tak pada tempatnya itu, wartawan Indonesia melawan. Wartawan-wartawan di Semarang, Rabu (18/8/2016), menggelar aksi keprihatinan mereka atas kekerasan yang dilakukan tentara terhadap wartawan di Medan, Sumatra Utara itu di depan patung Pangeran Diponegoro, Jl. Pahlawan, Kota Semarang.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya