Esposin, JOGJA — Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia (Fordasi) 2024 yang digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memasuki hari kedua, Rabu (28/8/2024) ini. Acara inti yakni seminar dan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) kerja sama antaranggota Fordasi.
Kegiatan digelar dalam dua waktu dan dua tempat, yakni pagi hingga sore yang diikuti lebih kurang 250 peserta di Hotel Royal Ambarukmo dan petang sampai malam diikuti seluruh peserta di Kepatihan.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Sebagai informasi, Fordasi dibentuk 3 Maret 2017 di DIY dan kini beranggotakan sembilan provinsi desentralisasi khusus dan istimewa. Selain DIY, Fordasi beranggotakan Pemprov Daerah Khusus Jakarta atau DKJ (sebelumnya Daerah Khusus Ibu Kota atau DKI Jakarta), Provinsi Aceh, Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Papua Barat Daya, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua Tengah.
Fordasi digelar setiap tahun sebagai wadah koordinasi anggota untuk memastikan desentralisasi khusus dan istimewa diselenggarakan demi kesejahteraan rakyat sebagai upaya memajukan bangsa dan negara.
Fordasi 2024 diselenggarakan Paniradya DIY. Acara inti pada hari kedua Fordasi 2024 adalah seminar yang diisi pemaparan best practise otsus/keistimewaan. Selain itu ada penandatanganan MoU kerja sama oleh kepala daerah anggota Fordasi, penandatanganan berita acara. Tak ketinggalan ada pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) DIY dan pameran hasil keistimewaan DIY.
Pada malam hari digelar malam keakraban. Para peserta Fordasi 2024 disuguhi atraksi kesenian, panggung hiburan, dan booth makanan tradisional.
Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, kepada Esposin, Jumat (23/8/204), menyampaikan Fordasi 2024 di DIY mengusung tema “Kolaborasi Fordasi dalam Membangun Sumber Daya Manusia Kreatif dan Inovatif Menuju Indonesia Emas”.
Menurut dia, Fordasi bukan sekadar seremonial. Diharapkan dalam Fordasi terjalin kerja sama di tujuh bidang, meliputi pendidikan dan pelatihan, industri kreatif, pariwisata, kebudayaan, ketahanan pangan, pertanian, dan tata kelola pemerintahan. Realisasi atas kerja sama tersebut untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.
Aris mencontohkan salah satu kerja sama yang berpeluang dijalin, yakni kerja sama bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) bagi eselon IV hingga II.
“Dengan kerja sama itu pemerintah daerah anggota Fordasi bisa mengirimkan pejabat eselon IV, III, atau II ke Yogyakarta untuk mendapatkan pelatihan peningkatan SDM. Yogyakarta saat ini dianggap yang terbaik dan diakui tingkat nasional. Itu salah satu kerja samanya nanti,” tutur Aris.
Dia melanjutkan bidang yang dikerjasamakan berbeda-beda. Sebab, setiap provinsi anggota Fordasi memiliki potensi yang berbeda. Dalam bidang pendidikan dan pelatihan SDM memang dapat dijalin DIY dengan delapan anggota Fordasi lainnya. Tetapi, hal yang sama belum tentu bisa dilakukan dalam bidang pertanian.
“Kerja sama ini terus akan dijalin sampai visi misi pemerintah pusat tercapai,” ujar Aris.
Dia berharap ke depan kerja sama benar-benar diimplementasikan. Meski mungkin nanti tidak semua berjalan lancar, tetapi paling tidak ada tindak lanjut dari hasil pertemuan Fordasi. Implementasi kerja sama nanti akan dikawal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) selaku pembina Fordasi. Kemendagri bakal berkoordinasi dengan anggota Fordasi.
Pada seminar hari ini terdapat pemaparan dari setiap anggota Fordasi tentang potensi-potensi yang dimiliki masing-masing provinsi. Hal itu untuk memberi gambaran kepada anggota Fordasi lain sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan bidang yang akan dikerjasamakan. Selain itu, paparan mengenai apa kebutuhan atau hal yang ingin dicapai provinsi bersangkutan.