by Rima Sekarani I.n. Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 5 September 2016 - 19:55 WIB
Harianregional.com, KULONPROGO-Sejumlah pelaku seni menilai Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) di Kulonprogo tahun ini hanya menonjolkan seni pertunjukan. Tidak ada stanisasi atau pameran seni yang dapat menunjukkan kekayaan potensi seni maupun budaya secara menyeluruh.
(Baca juga : FKY KULONPROGO : Pemkab Akui Masih Kurang Publikasi)
Kondisi tersebut salah satunya diungkapkan seorang pelukis bernama Teguh Paino kepada Harianregional.com, Sabtu (3/9/2016). Dia mengaku tidak diajak berkoordinasi untuk ikut meramaikan FKY Kulonprogo seperti tahun sebelumnya.
Kondisi tersebut salah satunya diungkapkan seorang pelukis bernama Teguh Paino kepada Harianregional.com, Sabtu (3/9/2016). Dia mengaku tidak diajak berkoordinasi untuk ikut meramaikan FKY Kulonprogo seperti tahun sebelumnya.
“FKY Kulonprogo dua tahun terakhir ini ada pameran seni tapi tahun ini tidak ada,” ujar Teguh.
Teguh mengatakan, keberadaan pameran seni dapat memberikan suasana berbeda bagi FKY Kulonprogo dibanding hanya tersedia sebuah panggung megah yang berdiri di tengah lapangan.
Suasana FKY Kulonprogo bakal lebih greget karena masyarakat tidak hanya disuguhkan berbagai hiburan. Mereka juga bisa berinteraksi dengan pelaku seni, bahkan berbagi ide dan pengalaman. Pameran pun dianggap penting sebagai sarana aktualisasi diri para pelaku seni.
Bersambung halaman 2
Teguh berpendapat, masyarakat perlu tahu jika Kulonprogo memiliki potensi yang tidak kalah dengan daerah lain. “Misalnya di Kulonprogo itu juga ada seni rupa. Banyak perupa yang selama ini terus berkarya,” ucap dia.
Pelaku seni rupa lain bernama Dwi Rakhmanta pun menyampaikan hal serupa. FKY semestinya mampu mengakomodasi segala bidang seni. “Kemarin terasa kurang karena cuma sebatas seni pertunjukkan, seni rupa tidak terlibat,” kata Dwi.
Dwi berharap panitia penyelenggara bisa mempertimbangkan untuk kembali mengadakan pameran seni pada FKY di Kulonprogo. Komunikasi antara pelaku seni dan pemerintah juga perlu dibuat lebih intensif.
Dia berkaca pada pengalaman sebelumnya yang terasa serba mendadak sehingga pelaksanaan pameran menjadi kurang optimal.
Dwi menyatakan setidaknya dibutuhkan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan pameran seni. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. “Kami butuh waktu juga untuk menghubungi teman-teman seni rupa se-Kulonprogo,” ungkap warga Desa Gotakan, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo itu.
FKY Kulonprogo 2016 telah diselenggarakan selama lima hari di Alun-alun Wates pada 27-31 Agustus kemarin. Berbagai pertunjukkan seni ditampilkan setiap hari sejak sore hingga malam. Namun, panitia memang tidak membuat stanisasi untuk memfasilitasi acara pameran seni maupun budaya lokal Kulonprogo.